Wednesday, December 31, 2014

Hello, December 31st! We Meet Again!




















Setiap manusia pasti mendapat beragam nikmat dari Tuhan. Salah satunya adalah nikmat umur. Bicara soal nikmat umur yang diberikan setahun dari Tuhan, boleh jadi hari ini, 31 Desember 2014 kembali gue mengucap syukur atas berkat nikmat tersebut. Ketika seseorang mensyukuri hari kelahirannya maka tidak ayal lagi begitu banyak teman dan kerabat menyampaikan selamat. Dan sepanjang hari ini gue sangat bersyukur mengingat perayaan ulang tahun kali ini bisa dirayakan bersama seluruh keluarga besar gue dan kembali dirayakan di Tana Toraja. The land where's I belong! 

I thank you God, for making me see this day as my birthday, and for sparing my life up to see another year. Getting older is the best part of me. I feel better at 30s than I did at 20s. I feel blessed this year!

This year's birthday will be one of my best birthdays in my life! Many thanks to all of my big family and lovely friends for all good wishes. It is indeed a special moment for me. All I want to say is a heartfelt thank you! God bless you all...

Thursday, December 25, 2014

Natal: Berjumpa Dengan Allah didalam Keluarga.

 






















Ada yang berbeda dengan perayaan hari natal tahun ini buat gue. Jika dibandingkan natal tahun kemarin yang dimana gue mau tidak mau harus merayakannya seorang diri mengingat pekerjaan yang tidak bisa gue tinggalkan, maka di tahun ini gue diberikan kesempatan untuk merayakannya bersama keluarga besar. Seperti tiga tahun yang lalu, perayaan natal bersama keluarga tahun ini kembali diadakan di Makassar. So here I am, Makassar! Kota yang tidak pernah lepas dari kehidupan gue sejak kecil, mengingat hampir semua keluarga besar gue berdomisili disini.

Buat sebagian besar orang, natal tak lepas dari hadiah, pohon natal, berkumpul di sejumlah pusat hiburan yang beratmosfir natal, tapi buat gue pribadi, kumpul bersama keluarga adalah yang terpenting. Oleh karena itu gue sangat bersyukur atas kesempatan baik yang diberikan Tuhan dalam merayakan hari natal di tahun ini.

Seiring pertambahan usia, semakin kesini gue pun semakin menyadari bahwa makna perayaan natal yang sesungguhnya adalah kehadiran Allah dalam keluarga. Natal merupakan sumber sukacita tersendiri bagi setiap keluarga. Buat gue, natal merupakan undangan untuk berjumpa dengan Allah melalui keluarga. I feel blessed this year!

Btw, untuk semua yang merayakan,
SELAMAT HARI NATAL 2015,
dan selamat berkumpul bersama orang-orang tercintamu.
Kiranya damai dan kasih natal senantiasa menyertai kita sekalian.. Amin.


Tuesday, December 16, 2014

Renungan Menjelang Natal: Meneladani Kasih dan Semangat Natal Yang Sesungguhnya.

 















"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." (Filipi 2:5) 

Tidak terasa kita sudah hampir sampai pada pertengahan bulan Desember, dan sebentar lagi kita akan merayakan Natal. Ada yang sudah mengambil cuti dan sebentar lagi pergi berlibur bersama keluarga, atau bersiap-siap untuk merayakan Natal dengan pesta bersama keluarga atau teman-teman terdekat. Ada yang tukar menukar kado dan berbagai bentuk perayaan lainnya. Dekorasi di pusat-pusat perbelanjaan pun sebagian sudah penuh dengan ornamen-ornamen yang identik dengan sebuah perayaan Natal. Sebuah pertanyaan hadir dari seorang teman, salahkah jika kita merayakan Natal dengan pesta atau bentuk-bentuk perayaan lainnya? Tentu saja tidak.

Kelahiran Yesus sudah sepantasnya kita sikapi dengan sukacita. KedatanganNya ke dunia ini membawa misi penting untuk menebus kita semua, sebagai bukti nyata betapa Tuhan mengasihi manusia dan tidak ingin satupun dari kita untuk binasa. Ayat emas yang sudah tidak asing lagi bagi kita menuliskan isi hati Bapa akan kasih dan kepedulianNya terhadap diri kita.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Sukacita hadir di dalam diri kita, dan sebagai manusia tentu kita akan merayakannya melalui berbagai kegiatan yang diisi dengan kegembiraan. Tapi kemudian, apakah semangat Natal hanyalah berbicara atau berkaitan dengan pesta, tukar menukar kado, mendengar dan menyanyikan lagu-lagu Natal dari artis ternama serta hal-hal sejenis lainnya saja? Jika itu yang menjadi gambaran bagi kita, maka itu tandanya kita belumlah sepenuhnya mengerti apa yang seharusnya menjadi semangat Natal yang sesungguhnya.
 

Natal adalah saat dimana kita merayakan kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Seperti yang saya sebutkan di atas tadi, Natal ada karena kasih Tuhan yang begitu besar atas kita, Tuhan merelakan anakNya yang tunggal turun ke dunia ini, membuatNya turun mengambil rupa sama seperti kita untuk menebus dosa-dosa kita semua agar kita tidak binasa, melainkan bisa memperoleh kehidupan yang kekal. Hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan, sehingga hari ini kita bisa "dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia" (Ibrani 4:16), merasakan kedamaian berdiam dalam hadirat Tuhan. Ini adalah anugerah yang luar biasa yang bisa kita nikmati lewat penebusan Kristus. Mari kita lihat bagaimana cara Paulus menggambarkan hal ini dalam Filipi 2. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi 2:5)

Pertama, lihatlah bahwa Yesus tidak menganggap bahwa kesetaraanNya dengan Allah harus dipertahankan. Yesus adalah Allah. Tapi meski demikian, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (ay 6-7), Yesus mengosongkan diriNya. Maknanya, Dia rela mengambil rupa seorang hamba dan dilahirkan seperti manusia.

Kedua, Yesus mau merendahkan diriNya untuk taat sepenuhnya menjalankan misi yang digariskan Tuhan sampai kepada kematianNya di atas kayu salib. Semua dilakukan demi kita semua manusia. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (ay 8). Ini semua Dia lakukan karena kasih yang begitu besar kepada kita. Dan bagi kita manusia yang telah ditebus, sudah seharusnya kita meneladani apa yang telah diperbuat Kristus kepada sesama kita pula. We should think the way He thinks. Tuhan Yesus memikirkan nasib manusia, karena itulah Natal ada. Jika Dia memikirkan nasib kita, tidak kah itu berarti bahwa kita pun harus merepresentasikan itu dengan mengasihi sesama kita juga?
 

Lewat pertobatan kita meninggalkan kehidupan lama kita yang penuh cacat dan diperbaharui dalam roh dan pikiran kita dan menggantikannya dengan sebuah hidup sebagai manusia baru yang telah sesuai kehendakNya dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya sesuai kehendak Tuhan. (Efesus 4:22-24). Be constantly renewed in the spirit of your mind. Roh kita sudah diperbaharui, maka pemikiran kita pun sepatutnya mengikuti itu. Ironis sekali jika kita yang seharusnya sudah diubahkan menjadi manusia baru tapi masih juga belum bisa menanggalkan berbagai pola pemikiran lama, masih terpusat pada kepentingan dan hal-hal yang menyenangkan secara pribadi lalu tidak tergerak untuk memikirkan saudara-saudara kita lainnya yang tengah menghadapi pergumulan berat terutama menjelang peringatan turunnya Kristus ke dunia buat kita semua seperti saat ini.
 

Di saat kita tengah merencanakan dan mempersiapkan berbagai kegiatan seperti pesta, liburan ke luar kota atau ke luar negeri atau bentuk-bentuk perayaan lainnya, ada banyak saudara kita yang mungkin makan sehari sekali saja masih sulit. Ada banyak yang tengah meratap memohon belas kasih akibat beratnya beban hidup. Ketika Yesus sudah melakukan itu semua lewat kedatanganNya ke dunia ini, sudahkah kita merepresentasikan semangat Kristus itu? Apakah kita mau merendahkan diri kita juga untuk berkorban, melayani dan membantu saudara-saudara kita yang sedang menderita? Itulah yang menjadi semangat Natal yang sesungguhnya. Tidaklah salah jika kita merencanakan berbagai perayaan dlaam menyambut kelahiranNya di dunia, namun jangan lupakan pula saudara-saudari kita yang tengah membutuhkan uluran tangan dari kita. Memasuki Natal tahun ini, marilah kita lebih peka dan peduli lagi terhadap sesama kita. Tidak akan ada perayaan Natal jika Kristus tidak datang ke dunia untuk menebus kita. Dia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati di kayu salib sehingga kita bisa menikmati hadirat Tuhan hari ini dan mendapat jaminan keselamatan dalam kehidupan kekal. Demikian pula seharusnya kita bersikap.

Semangat Natal sesungguhnya adalah semangat yang meneladani Kristus, dimana kita mau meluangkan waktu, tenaga dan sebagian dari yang kita miliki untuk membantu sesama kita yang menderita. Mereka pun ada dalam kasih Tuhan, mereka pun terlukis dalam telapak tanganNya dan tergambar dalam ruang mataNya. Tuhan mengasihi mereka sama seperti Tuhan mengasihi kita. Dan jika Tuhan saja mengasihi mereka, kita pun sudah selayaknya mengasihi mereka juga. Membantu mereka yang kekurangan, membagi sukacita dan berkat kepada mereka, sehingga mereka bisa tersenyum dan dapat merayakan kelahiran Kristus bersama kita tanpa harus menangis lagi, itulah semangat Natal yang sesungguhnya. Mari masuki masa Natal dengan semangat Natal yang benar.

Merayakan Natal bukan lagi hanya sekedar untuk bertukar kado, membuat kue, mempercantik rumah, bahkan membeli baju baru, tetapi lebih dari itu, yakni berbagi kasih dengan sekeliling kita!

Monday, December 1, 2014

Hello December, I Just Love You So Much!












December is coming!!!! Yay!!!!!! 
I can't believe how time flies this year!!!!


I am SO excited that it is December!!!

December happens to be my absolute favorite month of the year. Not only is it my birthday month, but it is also the month of my favorite holidays!


I just love getting ready for Christmas and seeing all the Christmas lights and singing Christmas songs and all the fun Christmas decorations and holiday cheer! And of course, it is wonderful to have extra time to spend with my amazing family!

Happy December, guys!!!!
God bless us always.

Waktu Terbaik Didalam Hidup: Saat Bersyukur!

Ini kisah seorang pria yang merasa gelisah akan hidupnya. Namanya Hardi. Dua hari ke depan, di bulan Januari ini, ia akan berumur 30 tahun. Ia gelisah karena sebentar lagi akan memasuki masa dekade baru dalam hidupnya dan cemas karena merasa masa-masa terbaik dalam hidupnya akan segera berlalu.

Setiap pagi sebelum berangkat kerja, Hardi selalu menyempatkan diri berolahraga di gym. Di sana pula ia akan selalu berjumpa temannya yang bernama Nicholas. Usianya sudah 79 tahun, tapi kondisi tubuhnya masih sangat prima. Hari itu, Hardi tidak terlihat bersemangat. Hal ini pun diperhatikan oleh Nicholas, sehingga ia bertanya, "Apa ada masalah?" Hardi akhirnya bercerita soal kegelisahannya. Lalu, ia bertanya pada Nicholas, "Kapan waktu terbaik dalam hidupmu?" 

Tanpa ragu, Nicholas menjawab, "Saat aku masih kecil dan tinggal di kampung halaman, saat aku dibesarkan dengan kasih sayang oleh orangtuaku, itulah masa terbaik dalam hidupku. 

Saat aku mulai bersekolah dan belajar segala hal yang sekarang aku ketahui, itu juga masa terbaik dalam hidupku. 

Saat aku diterima kerja pertama kalinya dan punya tanggung jawab serta digaji atas kerja kerasku, itulah waktu terbaik dalam hidupku. 

Saat aku bertemu istriku dan jatuh cinta, itu juga waktu terbaik dalam hidupku. 

Saat pecah perang, aku dan istri harus mengungsi demi menyelamatkan hidup kami. Saat kami tetap bersama-sama dan selamat di sebuah kapal menuju tempat tinggal yang baru, itulah waktu terbaik dalam hidupku. 

Saat kami tiba di tanah harapan yang baru dan mulai membina sebuah keluarga, itu waktu terbaik dalam hidupku. 

Saat aku menjadi seorang ayah, melihat anak-anakku tumbuh besar, itulah masa terbaik dalam hidupku. 

Dan sekarang, Hardi, umurku 79 tahun. Aku masih merasa sangat sehat dan tetap merasa jatuh cinta pada istriku seperti pertama kali bertemu. Itu juga menjadi waktu terbaik dalam hidupku." 

Sahabat yang luar biasa, 

Sejatinya, tidak ada masa tertentu yang bisa menjadi masa terbaik dalam hidup ini. Jika kita mampu mensyukuri setiap momen yang sedang kita lewati dengan cara mengerahkan segenap tenaga, hati, dan pikiran terhadap apa pun yang kita lakukan, maka kita akan mendapatkan waktu terbaik dalam hidup. 
Karena itu, mari kita berjuang untuk merasakan masa terbaik dalam hidup kita mulai hari ini juga!
Sumber: www.http://r0edin.blogspot.com

Sunday, November 30, 2014

November Blessings.


30 Novembber! Ya, ini adalah hari terakhir di Bulan November tahun ini. Dan seketika ada perasaan sedih dan bahagia yang bercampur didalam pikiran gue saat menulis postingan ini. Dalam beberapa hitungan jam lagi, bulan ini akan segera berakhir.

Jika ditanya, bulan apa yang  terbaik buat gue di tahun ini? Selain Juni, September dan Oktober, bulan November tentu akan masuk didalam salah satu deretan bulan-bulan terbaik gue di sepanjang 2014 ini.

Yes, there are a lot things I LOVE about November, this time of the year! May because every plans that I've planned since last year has finally 'dreams comes true' in this month. Every things! It is a big month for me! This was the best month of my life in this year, and I am thankful for that.

Banyak kejadian menyenangkan yang terjadi di bulan ini. Tidaklah perlu gue sebutkan satu persatu apa-apa saja kejadian tersebut, tetapi yang patut gue syukuri di bulan ini adalah kebahagiaan dan berkat yang diberikan Tuhan untuk gue pribadi. Dua hal yang tidak akan pernah gue lupakan dalam perjalanan kehidupan gue. Praise the Lord!

Bulan dimana gue merasa semua kehidupan gue kembali ke track yang semestinya, bulan dimana gue merasa semua perjalanan hidup gue berakhir dalam satu bentuk kebahagiaan tersendiri dan menjadi sebuah awal untuk kembali menjalani kehidupan baru dengan sebaik-baiknya. 

Terima kasih, November!

Wednesday, November 26, 2014

Blackberry Passport Please..















Ini dia spesifikasi lengkap BlackBerry Passport!
Setelah sekian lama rumor dan berita-berita beredar seputar BlackBerry Passport. Kali ini spesifikasi lengkap dan detail dari BlackBerry Passport akhirnya terungkap. 

Smartphone berbentuk kotak dari perusahaan asal Kanada ini memiliki spesifikasi yang keren.

BlackBerry Passport didukung layar 4,5 inci dengan resolusi 1440 x 1440 piksel berteknologi AMOLED. Layar iu memiliki kerapatan yang tingi yakni 453 ppi yang dilindungi oleh lapisan antigores Gorilla Glass 3. Dari segi tenaga, BlackBerry Passport mengusung prosesor yang kuat Qualcomm Snapdragon 800 quad-core berkecepatan 2,3GHz ditambah dengan RAM 3GB dan pengolah grafis Adreno 330, dilansir dari sidomi, Sabtu (23/8/2014).


Sektor kamera, BlackBerry Passport dibekali kamera utama 13 MP dengan aperture f/2.0 autofokus lengkap dukungan LED flash dan teknologi OIS (Optical Image Stabilization). BlackBerry Passport mendukung kebutuhan selfie dengan kamera depan 2 megapiksel. Selain itu, kamera utama yang gahar didukung oleh penyimpanan yang besar juga yakni 32GB dan bisa di perbesar menggunakan slot microSD.


Konektivitas BlackBerry Passport terbilang lengkap dengan dukungan WiFi, GPS/GLONASS, NFC, Bluetooth, 4G LTE, SlimPort (HDMI, VGA, DisplayPort), dan HSPA. BlackBerry Passport akan tetap bertahan dengan dukugan baterai 3450mAh yang bersifat non-removable atau tak dapat dilepas dan juga ribuan aplikasi blackberry terbaru.


Akankah BlackBerry mengulang kesuksesan perangkat ponsel mereka dengan BlacBerry Passport?


Saturday, November 15, 2014

Wisuda dan Maknanya.

























Pada saat ini, hampir semua instansi pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi (Diploma, S1, S2 dan S3) melaksanakan suatu kegiatan pelepasan para siswa atau mahasiswanya. Kegiatan yang rutin dilakukan sering kita sebut dengan WISUDA.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "wisuda" memiliki arti peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan khidmat. Istilah wisuda sering dikaitkan dengan suatu prosesi (ceremonial) pelantikan mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya di sebuah universitas, institur atau sekolah tinggi. Sebenarnya tidak hanya sekedar untuk mahasiswa saja. Seseorang yang telah lulus dalam menyelesaikan pendidikannya juga dapat juga menggunakan istilah wisuda ini. Misalnya ada anak-anak yang lulus Taman Kanak-kanak (TK), mereka juga dapat diwisuda apabila telah menyelesaikan masa belajarnya di  TK tersebut. Jadi kesimpulannya, istilah wisuda pada dasarnya tidak hanya digunakan untuk kalangan mahasiswa melainkan dapat digunakan untuk siapa saja yang telah lulus/selesai menempuh pendidikannya.
 
Wisuda merupakan bahasa Indonesia serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta. Yang artinya amat suci, amat sempurna atau bersih. Jika dikaitkan dengan arti tersebut, maka makna yang terkandung dalam kata wisuda adalah seseorang yang diwisuda diharapkan menjadi insan yang sempurna, suci dan bersih. Terlepas dari itu semua, wisuda (dalam lingkup akademis mahasiswa) sebenarnya merupakan tonggak awal untuk memulai kehidupan dengan menerapkan ilmu yang selama ini dipelajari. Jadi yang dimaksud selesai adalah pendidikannya, tapi penerapan ilmunya barulah dimulai.

Wisuda bukan hanya prosesi pelantikan dan penyematan gelar semata (entah itu gelar lulusan, alumni, ahli madya, sarjana, masgister, doktor atau apalah, atau gelar lainnya). Tapi merupakan penyematan tanggung jawab yang lebih besar. Ya tentunya tanggung jawab moral akan ilmu yang selama ini diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan agar berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Yang penting dalam wisuda bukanlah semangat perayaannya, tapi semangat untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dengan ilmu yang ada di tangan kita lah yang sesungguhnya penting. Masa depan yang baik untuk diri sendiri, masa depan yang cerah untuk keluarga, masa depan yang menyejahterakan masyarakat.

Saat wisuda setiap mahasiswa pasti mengenakan toga, dan pada akhirnya tali toga itu akan dipindahkan arah. Namun apakah kita  semua tahu mengapa tali toga itu yang ada di sebelah kiri akan dipindahkan ke bagian kanan?

Toga sendiri merupakan simbol bahwa mahasiswa sudah dianggap lulus dan siap untuk terjun ke masyarakat. Tali toga yang pada awalnya ditaruh di samping kepala sebelah kiri dan oleh rektor akan dipindahkan ke bagian kanan.

Tali toga pada sebelah kiri artinya saat menjadi mahasiswa, bagian otak yang dipakai mahasiswa kebanyakannya adalah otak kiri dimana otak itu berhubungan dengan bahasa juga hafalan. Ketika tali toga dipindahkan dari samping kiri kesamping kanan, itu diartikan agar setelah lulus para wisudawan tidak hanya menggunakan otak kirinya, melainkan harus lebih banyak menggunakan otak kanan. Otak kanan itu sendiri berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas juga inovasi seseorang. Hal ini juga berhubungan dengan jenis pekerjaan yang harus dipilih oleh para lulusan.

Yang diharapkan setelah lulus adalah mereka para wisudawan tidak hanya menggunakan otak kiri yang hanya bekerja pada orang lain, tapi harus bisa berpikir kreatif, imajinatif dan inovatif dan menggunakan otak kanan untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Arti dari semuanya adalah supaya para lulusan bisa berwirausaha dengan baik dan tidak hanya mengandalkan bekerja pada orang lain.


Maka marilah kita merenungkan apa yang akan kita lakukan setelah kita menjalani prosesi wisuda. Apa yang telah terjadi tidak mungkin bisa dirubah, karena waktu tidak pernah bisa berkompromi dengan manusia. Seperti kata pepatah "Dengan waktu sedetik kita bisa membeli batangan emas, namun batangan emas tidak akan bisa untuk membeli waktu sedetik". Untuk itu janganlah pernah menyesali masa lalu, kita harus mengerti bahwa hidup dalam bayangan masa lalu adalah sia-sia.


Demikian juga kita tidak perlu mencemaskan masa depan. Orang-orang yang mencemaskan masa depan adalah orang-orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri. Yang akhirnya, tidak jarang membuat mereka mencari tahu masa depannya dengan mengunjungi para tukang ramal. Apabila si tukang ramal mengatakan masa depannya baik membuat mereka siang malam menunggu datangnya hari keberuntungan itu tanpa mau berusaha dengan maksimal. Sebaliknya, apabila kata si tukang ramal bahwa nasib telah menggariskan masa depannya tidak cerah alias tidak punya masa depan maka mereka pun tak segan-segan mengeluarkan uang yang banyak untuk mengubah masa depan buruk menjadi baik dengan berbagai ritual yang harus dilakukan. Dan ini sering dijadikan oleh tukang ramal untuk mendapatkan banyak uang dengan menjual atas nama ilmu berubah nasib yang ia miliki. Ingatlah, masa depan bukanlah nasib yang telah digariskan kepada setiap manusia apalagi ada ditangan tukang ramal.


Ada satu pepatah lagi yang kurang lebih berbunyi: "Walaupun nasib kita digariskan sebagai raja kalau kita tidak berusaha selamanya tetap tidak akan bisa menjadi raja. Sebaliknya walaupun nasib kita digariskan sebagai pengemis jika kita bekerja keras pasti tidak akan jadi pengemis".


Kekuatan untuk membangun kesuksesan ada pada saat ini, bukan pada saat berikutnya atau saat sebelumnya. Kebahagiaan hidup ada pada saat mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan saat ini. Bukan mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan pada saat sebelumnya atau sesudahnya. Dan kesuksesan hidup terletak pada apa yang kita lakukan sesuai dengan keinginan hati. Seberapapun kerasnya kita bekerja jika kita kerjakan dengan hati yang senang akan terasa ringan. Demikian juga sebaliknya, seringan apapun pekerjaan yang kita lakukan bila tidak sesuai dengan keinginan hati akan terasa berat.

Bagi yang baru diwisuda, selamat untuk kelulusan sarjana, magister maupun doktornya ya!

Selamat kembali ke kehidupan yang sebenarnya, kawan!

Dirangkum dari: http://unik.kompasiana.com dan https://irvanhabibali.wordpress.com.

Tuesday, November 4, 2014

A Day We Always Remember.
























"Is "Heaven" a hope? Or as real as the earth and sky?"

I once asked my mother that question, and she said by the time she knew the answer. But it would be too late for her to tell me. 

The day would come when I asked that question again, is today. TODAY IS 4 YEARS SINCE MY MOTHER DIED. Yeah, November'4th.2010 A day I always remember. It has been the hardest year of my life; much, much tougher than my years before. There is plenty I could write about today, but my heart is too heavy. Instead I want to share these lines above for anyone who is going through a loss right now.

Am I the same person I was years ago? In some ways I am, but in many ways, not. Like any great loss, the experience has left its mark and changed me. It is an evolving process, and I find I am still changing and done learned from my experience of loss.

We still miss you, Mama.. All of your children.
How's Heaven? Is it real? Is it good?

Mom when they said you were going to die
I refused to believe it could be true.
How could I allow myself to even
Imagine saying goodbye to you.

Mom you were an Angel here on earth
I learned so very much from you.
You were so gentle and so kind your
Smile would always see me through.

You taught me how to love unconditionally
And how to be my very best in all I do.
You gave your all to God and your family
Never once stopping to think about you.

You were more than a mother you were my
Best friend and a great listener too.
Oh how I miss our special talks, and
All the fun things we used to do.

Mom I can never say goodbye to you,
Because I could never bear the pain.
Instead I say I love you Mom
Until we meet again.

Love,
Your little son.

Friday, September 12, 2014

Be Your Own Hero!

Menolong (help) adalah membuat sesuatu menjadi mudah bagi seseorang, atau membuat seseorang menjadi mudah dalam melakukan sesuatu. Menolong diri sendiri (self help) adalah membuat sesuatu menjadi mudah bagi diri sendiri, atau membuat diri sendiri menjadi mudah dalam melakukan sesuatu.

Dengan demikian pengertian “menolong diri sendiri” tersebut dapat kita pahami sebagai sebuah proses membuat sesuatu dapat diterima dengan mudah, dan proses membuat sesuatu dapat dilakukan dengan mudah. Tepatnya, diri sendiri menjadi lebih mudah menerima dan mudah melakukan sesuatu.

Sesuatu dapat diterima bila:
Pertama, sesuatu dapat disetujui secara kontent (berdasarkan isinya) dan kontekstual (berdasarkan kaitannya dengan hal-hal lain) oleh diri sendiri.
Kedua, sesuatu difahami sebagai sebuah kebenaran secara kontent dan kontekstual, meskipun dalam pelaksanaannya berakibat tidak menyenangkan bagi diri sendiri. Ketiga, sesuatu difahami sebagai sebuah situasi dan kondisi yang secara kontent dan konteks memberi peluang menguntungkan bagi diri sendiri untuk bergabung.

Sementara itu, sesuatu dapat dilakukan bila:
Pertama, sesuatu difahami sebagai sesuatu yang perlu, penting, berguna, bermanfaat, dan membahagiakan bagi diri sendiri.
Kedua, sesuatu difahami sebagai suatu situasi dan kondisi yang memaksa diri untuk melakukan sesuatu demi kepentingan diri sendiri.
Ketiga, sesuatu difahami sebagai bagian dari suatu proses yang sedang diperjuangkan oleh diri sendiri, sehingga sesuatu itu perlu dilakukan.

Menolong diri sendiri bukanlah konsep asosial, melainkan sebuah konsep yang sangat menghormati konteks sosial. Ketika seseorang sedang menolong dirinya sendiri, maka ia memerlukan orang lain sebagai mitra.

Orang lain yang berperan sebagai mitra tersebut berguna, untuk:
Pertama, pendorong diterimanya sesuatu, karena relevan dengan interaksi sosial yang sedang dibangun oleh seseorang (yang sedang menolong dirinya sendiri) dengan mitranya.
Kedua, pendorong diterimanya sesuatu, karena meskipun dalam pelaksanaannya berakibat tidak menyenangkan bagi diri sendiri, namun ternyata bermanfaat bagi mitranya.
Ketiga, pendorong diterimanya sesuatu, karena memberi peluang menguntungkan bagi diri sendiri dan mitra yang bersedia bergabung dengannya.
Keempat, pendorong dilakukannya sesuatu, karena sesuatu itu difahami sebagai sesuatu yang perlu, penting, berguna, bermanfaat, dan membahagiakan bagi diri sendiri dan mitranya.
Kelima, pendorong dilakukannya sesuatu, karena sesuatu itu difahami sebagai suatu situasi dan kondisi yang memaksa diri untuk melakukan sesuatu demi kepentingan diri sendiri dan mitranya.
Keenam, pendorong dilakukannya sesuatu, karena sesuatu itu difahami sebagai bagian dari suatu proses yang sedang diperjuangkan oleh diri sendiri dan mitranya, sehingga sesuatu itu perlu dilakukan.

diambil dari: http://sosiomotivation.blogspot.com

Thursday, June 26, 2014

A Long Journey Finally Ends!














Today, I would say if the long journey to the finish line of one of my marathons in life has already been done so well. That was surely the most hardest yet a memorable one, and I am thank God for this blessing.

Praise the Lord!

Sunday, June 22, 2014

Penyandang Disabilitas: Mereka Bukan Minoritas!





















Hi everyone!
Sejak postingan terakhir gue di blog ini, rasanya sudah lama sekali gue engga menulis.cHal ini disebabkan karena sejak bulan Februari kemarin hingga saat ini gue disibukkan dengan sebuah kegiatan penelitian yang mengharuskan gue untuk selalu dan tetap fokus dalam melakukannya. Kayaknya untuk membahas penelitian buat apa itu engga terlalu penting, cuma tema dari kegiatan itulah yang sangat menarik perhatian gue disini untuk dibahas.

DISABILITAS! Istilah ini memang masih asing dipendengaran sebagian orang, cuma kalau gue sebutkan "Orang Cacat", maka gue yakin kita semua pasti tahu. Ya! Penyandang Disabilitas adalah istilah baru sebagai pengganti kata orang cacat tersebut.

Apakah kita pernah berpikir tentang disabilitas disekitar kita? Apakah kita pernah menganggap keberadaan mereka? Bagaimana perasaan kita jika takdir menghendaki kita sebagai salah satu bagian dari kaum disabilitas?

Jawaban dari pertanyaan diatas dapat mencerminkan kepedulian kita terhadap permasalah disabilitas. Semakin kita dekat dan peduli dengan mereka, maka akan semakin baik.

Apa itu disabilitas? Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat (Undang-Undang kita sendiri terbukti sudah salah dalam menggunakan istilah tersebut), penyandang disabilitas didefinisikan sebagai setiap orang yang memiliki kelainan fisik dan, atau mental, yang dapat menjadi gangguan atau rintangan dan hambatan baginya dalam melakukan kegiatannya sehari-hari baik secara individu maupun sebagai mahluk sosial.

Contoh disabilitas yang biasa kita temui sehari-hari adalah orang yang terlahir maupun karena suatu hal (Kecelakaan) tanpa penglihatan yang bagus (Tuna Netra), pendengaran yang bagus (Tuna Rungu), pembicaraan yang baik (Tuna Wicara), kesempurnaan anggota tubuh (Tuna Daksa) dan sebagainya. Disabilitas yang mengarah pada mental juga dapat kita lihat pada seseorang yang memiliki keterbelakangan mental.

Setelah genap enam bulan lamanya bergelut dengan dunia disabilitas dan penyandangnya, khususnya di kota Bandung, banyak hal yang gue dapatkan untuk dipelajari secara pribadi dari banyaknya fenomena disabilitas yang gue temukan langsung, baik dari penyandang disabilitas itu sendiri maupun dari lingkungan sekeliling mereka.

Masyarakat masih menggunakan kata orang cacat untuk mengistilahkan penyandang disabilitas. Kebanyakan masyarakat menggunakan istilah tersebut karena kebiasaan yang diwarisi secara turun temurun. Istilah penyandang cacat seringkali dimaknai secara negatif sehingga mempunyai dampak yang sangat luas bagi penyandang disabilitas itu sendiri terutama pada subtansi kebijakan publik yang sering memposisikan penyandang cacat sebagai obyek dan tidak menjadi prioritas. Selain itu, istilah penyandang cacat tidak sejalan dengan prinsip utama hak asasi manusia sekaligus bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa kita yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Oleh karenanya, istilah penyandang cacat diganti dengan istilah baru yang mengandung nilai filosofis yang lebih konstruktif dan sesuai dengan prinsip hak asasi manusia.

Istilah Penyandang Disabilitas mempunyai arti yang lebih luas dan mengandung nilai-nilai inklusif yang sesuai dengan jiwa dan semangat reformasi hukum di Indonesia. Hal itu juga sejalan dengan substansi Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) yang kini telah diratifikasi oleh pemerintah. Penggunaan istilah “penyandang disabilitas” disepakati oleh para peserta yang hadir dalam forum  Penyusunan Bahan Ratifikasi Konvensi Internasional Tentang Hak-Hak Penyandang Cacat yang diselenggarakan di Bandung Maret-April 2010. Pada forum penyandang disabilitas yang dilaksanakan atas dukungan Kementerian Sosial tersebut, selain mereka merekomendasikan agar  pemerintah segera meratifikasi  konvensi CRPD dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, juga agar menggunakan istilah ”penyandang disabilitas” untuk menerjemahkan frase “persons with disabilities”.   Perbandingan kata dari penyandang disabilitas adalah ‘difabel’ yang berasal dari singkatan kata ‘different ability’ atau orang berkebutuhan khusus.

Merangkum itu semua, maka marilah kita membiasakan diri untuk menyebut mereka yang tidak memiliki kesempurnaan seperti kita dengan sebutan "Penyandang Disabilitas", bukan orang cacat. Bisa kan?

Menengok kehidupan penyandang disabilitas khususnya di kota Bandung selama enam bulan, banyak kejadian miris yang gue dapatkan. Hal ini justru banyak gue temukan terjadi pada penyandang disabilitas yang berasal dari keluarga tidak mampu atau berekonomi rendah.

Ada seorang penyandang disabilitas yang merasa minder dan sudah hampir 20 tahun lamanya mengurung diri dalam kamarnya. Sebagai seorang kepala keluarga, dia pun tidak bisa melakukan kewajibannya untuk menghidupi keluarga kecilnya. Dilain tempat, malah ada yang merasa baik-baik saja dengan kehidupannya meskipun tidak sempurna secara fisik. Masalah yang terjadi dari karakter penyandang disabilitas seperti ini justru berasal dari keluarganya sendiri yang merasa malu dengan keberadaan dia. Selain masalah psikologis, masalah sosial juga sangat banyak kita temukan dalam kehidupan mereka. Adanya diskriminasi kesempatan memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, kurangnya fasilitas umum untuk mereka dan adanya diskriminasi pendidikan adalah sebagian besar yang gue temukan dikehidupan mereka.

Disabilitas dan pandangan masyarakat adalah dua hal yang menurut gue saling berkaitan, tetapi berbeda. Masyarakat memiliki pandangan yang berbeda satu dengan yang lainnya terhadap disabilitas yang berada disekitar mereka. Umumnya masyarakat menganggap jika keberadaan penyandang disabilitas ini sebagai sesuatu yang merepotkan. Ada pula yang menganggap keberadaan mereka sebagai aib keluarga, biang masalah, hingga kutukan akan sebuah dosa yang pada akhirnya semakin memojokkan penyandang disabilitas dari pergaulan masyarakat.

Dalam perkembangan berikutnya, pandangan masyrakat terhadap penyandang disabilitas berubah menjadi sesuatu yang harus mereka kasihani dan mereka tolong. Hal ini dikarenakan mereka adalah sosok yang dianggap kurang mampu dan membutuhkan bantuan mengingat banyak penyandang disabilitas yang berasal dari kalangan ekonomi rendah. Secara garis besar, sikap dan pandangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas dapat dibedakan menjadi tidak berguna atau tidak bermanfaat, dikasihani, dididik atau dilatih, dan adanya persamaan hak. Hal inilah yang gue temukan saat melakukan riset dan penelitian.

Melalui tulisan ini, gue berharap semoga kita yang menjadi bagian dari masyrakat, bisa lebih menghargai hak-hak setiap individu penyandang disabilitas dan mendorong setiap dari mereka untuk bisa berkembang lebih baik. Mereka tidak membutuhkan rasa kasihan kita, tetapi dukungan dan saling menghargai demi kemajuan kehidupan mereka yang lebih baik tentunya akan sangat membantu mereka dalam menjalani kehidupan bersosial.

Bukankah setiap individu harus berprestasi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dan tidak harus disamakan dengan kemampuan orang lain, sehingga kehidupan harmonis pun dapat tercipta?
Selama enam bulan bersama-sama dengan penyandang disabilitas kota Bandung, gue pun semakin menyadari bahwa mereka ini bukanlah minoritas dalam kehidupan sosial kita. Ada yang indah dalam ketidaksempurnaan mereka. Mereka sama seperti kita. Memiliki rasa ingin menjadi lebih baik dalam kehidupan individu, maupun bagian dari kehidupan sosial.

There is ability in disability!

Wednesday, January 1, 2014

2014 Is Coming!
















This is not the first New Year. Nor is it the last!  
Then why do we celebrate New Years as if the world is about to end? Do New Years justify a celebration? For a cynic, a New Year is just another day. But for an optimist, New Years herald the birth of hope. So fill your heart with joy, as many New Years wishes teach you to relish each day of.

It's time to break old habits. As the old year comes to an end and the New Year unfolds, we feel renewed with new promises.  

HAPPY NEW YEAR 2014 EVERYONE!
May you have a lifetime of happiness and success, amen.