Sunday, March 8, 2015

Menjadi Kaya Yang Sebenarnya.
















Saat ini, banyak individu yang memiliki gaya hidup defisit. Pengeluaran mereka lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Mereka memilih untuk hidup diatas kemampuannya. Kekurangan pendapatan karena besarnya budget bulanan terpaksa dipenuhi dengan pinjaman. Mereka yang memiliki gaya hidup extravaganza biasanya cenderung ingin memenuhi semua keinginan dan kebutuhannya diatas pendapatannya. Jika uang adalah kekuatan, mereka meminjam kekuatan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Alih-alih bukannya kesejahteraan yang mereka raih, tapi bebab-beban yang harus dihadapi di masa depan, termasuk hutang-hutang yang harus mereka lunasi.

Memang, manusia memiliki banyak sekali keinginan, bahkan karena banyaknya keinginan tersebut, ada anggapan bahwa keinginan manusia itu tidak terbatas. Akhirnya kehidupan mereka pun tidak berkualitas. Orang-orang yang tidak bisa membayar tagihan telepon di akhir bulan, tidak bisa membayar tagihan kartu kredit, tidak bisa membayar cicilan rumah atau kendaraan bahkan yang masih ngontrak atau ngekos sekalipun masih sering keteteran dalam membayar sewa kontrakan secara tepat waktu, adalah mereka yang telah memutuskan untuk hidup diatas kemampuan mereka. Atau karena tiba-tiba pendapatan tidak stabil sehingga pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Hal ini pada akhirnya menimbulkan banyak kejadian yang sangat tidak mengenakkan. Rumah atau mobil disita, dikejar-kejar debt-collector, disuruh keluar dari kontrakan atau kosan, dan masih banyak hal lainnya.

Dari semua rangkuman tersebut diatas, anda-kah salah satu dari mereka?

Salah satu cara terbaik dalam mengatasi masalah kendala anggaran adalah mengatur pengeluaran dibawah pendapatan. Gaya hidup yang memiliki pengeluaran dibawah pendapatan adalah kunci dari hidup yang sejahtera. Kita bahkan mungkin sering mendengar nasihat ini, tetapi pada kenyataannya tidak semudah menjalaninya. Hidup dibawah kemampuan adalah bagaimana memangkas pengeluaran dan terus meningkatkan pendapatan sehingga ada sebagian pendapatan yang bisa diinvestasikan.

Walaupun mengatur pengeluaran dibawah pendapatan bukanlah hal yang mudah, tetapi hal ini akan memberikan banyak manfaat terhadap kehidupan kita.

  • Kesempatan Untuk Menabung.

Ada tiga alasan utama seseorang membutuhkan uang. Pertama untuk konsumsi, kedua untuk berjaga-jaga, dan yang terakhir adalah untuk spekulasi, atau lebih tepatnya sebagai investasi. Jika merujuk pada alasan-alasan tersebut, mereka yang menghabiskan uangnya untuk konsumsi adalah mereka yang kehidupannya kurang efisien karena tidak memiliki kesempatan untuk menabung. Mereka juga memiliki kehidupan yang tidak berkualitas, karena tidak ada dana yang nantinya akan digunakan untuk berjaga-jaga maupun investasi.

  •  Kesempatan Untuk Investasi.

Jumlah uang yang ditabung, adalah sama dengan jumlah yang diinvestasikan. Maka ketika seseorang mampu menabung, berarti dia pun mampu berinvestasi. Mengapa ada kejadian yang menjelaskan bahwa orang kaya semakin kaya, dan orang miskin semakin miskin? Jangan salahkan pemerintah, orang kaya akan semakin kaya karena mereka memiliki sisa uang dari konsumsi untuk ditabung, sehingga bisa diinvestasikan. Sedangkan orang miskin semakin miskin karena mereka tidak memiliki uang yang cukup untuk dikonsumsikan sehingga harus ditutupi dengan hutang. Mereka yang hidup diatas pendapatannya adalah mereka yang memiliki mental orang miskin, sedangkan mereka yang hidup dibawah pendapatannya adalah mereka yang memiliki mental orang kaya.

  •  Memiliki Dana Darurat.

Dalam hidup kita sering menghadapi ketidakpastian, dan didalam ketidakpastian tersebut terdapat resiko yang salah satunya adalah resiko munculnya keadaan darurat. Keadaan ini tentu saja bisa muncul dalam bentuk yang bermacam-macam yang memang sulit untuk diprediksi kapan datangnya dan seperti apa bentuknya. Demi menanggulangi keadaan darurat tersebut, maka kita pun harus memiliki dana darurat yang bisa kita gunakan ketika hal itu terjadi. Hidup pun akan semakin jauh lebih tenang ketika kita memiliki dana yang nantinya akan bisa digunakan ketika dalam keadaan yang mendesak.

  • Hidup Berkualitas.

Manakah yang anda pilih, kaya cepat tetapi hidup tidak berkualitas, atau kaya secara perlahan tetapi hidup berkualitas? Mereka yang memilih untuk membeli rumah, kendaraan mewah secara kredit ataupun menikmati liburan mewah dengan uang kredit adalah mereka yang tergesa-gesa dengan sesuatu yang mereka belum mampu untuk memilikinya. Seseorang yang membeli mobil secara kredit untuk dikonsumsi artinya dia menikmati sesuatu yang bukan miliknya, tetapi tetap harus membayar cicilan yang lebih mahal dibandingkan dengan harga mobil yang sebenarnya. Bunga dari cicilan tersebut adalah biaya untuk membayar ketergesa-gesaan dalam pemenuhan hasrat dan keinginannya. Akhirnya, dalam jangka beberapa tahun ke depan, dia hanya memiliki mobil hasil kredit yang membosankan, ketinggalan jaman atau sudah banyak yang rusak. Tetapi jika uang cicilan tersebut diinvestasikan, dan dia bisa bersabar untuk menangguhkan pembeliannya, kemungkinan besar dia akan bisa membeli dua atau tiga mobil dimasa depan. Mobil yang baru dan tentunya lebih bagus dari mobil kredit tersebut.

  • Kebebasan dan Keamanan Finansial.

Para pengusaha bekerja keras untuk meraih kebebasan finansial, sedangkan para pegawai bekerja keras untuk meraih keamanan finansial. Tetapi semua itu akan sia-sia jika kita masih memiliki gaya hidup defisit. Banyak pengusaha yang terjerat dengan hutang, dan banyak pegawai yang diakhir bulan, hanya menerima separuh dari gajinya. Akhirnya hidup pun menjadi sulit. Tapi jika mereka memilih untuk mengatur pengeluaran dibawah pendapatan, tentunya mereka pun akan mudah untuk meraih kebebasan dan keamanan finansial.

  • Menjadi Kaya Yang Sebenarnya.

Pada umumnya, semakin meningkat konsumsi seseorang, maka akan semakin tinggi pula hutangnya. Ada orang yang memiliki tingkat konsumsi tinggi, seperti memiliki mobil mewah, rumah mewah dsb, tetapi jika pendapatannya dikurangi dengan hutangnya hasilnya negatif. Hal ini adalah bentuk dari kekayaan yang semu. Dia akan kaya dengan tingkat konsumsi yang tinggi, tetapi dia kaya dengan kekayaan orang lain. Konsekuensinya dia harus mengembalikan kekayaan orang lain tersebut secara kredit dan tambahan bunga. Tetapi jika dia konsekuen untuk bisa menjaga agar tingkat konsumsi dibawah pendapatannya, menjaga agar tidak ada kegiatan konsumsi yang dipenuhi secara kredit, maka sudah dipastikan dia akan memiliki pola konsumsi yang sehat. Dan jika dia kaya, maka kekayaan yang dia miliki adalah bukan kekayaan yang semu, tetapi kekayaan yang sebenarnya.

Dari beberapa manfaat tersebut diatas, intinya adalah bagaimana agar kita memiliki kesempatan untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk motif yang lain selain konsumsi. Jika seseorang mampu mengurangi presentasi konsumsinya dan menambah presentasi savingnya, tentu dia akan memiliki kesempatan lebih untuk berinvestasi dan berjaga-jaga. Dengan demikian dia akan mengalami pertumbuhan ekonomi secara personal, seiring dengan ketenangan hati.

Gaya hidup inilah yang akan menjadikan kita kaya yang sebenar-benarnya.


Dirangkum dari www.amhardinspire.com