Monday, December 31, 2012

Zero Dark Thirties!


"Good morning everyone.. Just woke up and I hope today, December'31 is going to be a good day for me... *yeah,  IT'S MY BIRTHDAY!!!" ♥

Begitulah status yang gue tulis didalam akun sosial media gue tadi pagi. Meskipun jauh dari keluarga besar, ada kebahagiaan tersendiri yang gue rasakan saat bangun.. Yeah, Ulang Tahun! Hari ini adalah hari pertambahan umur gue, dan walau bagaimanapun, harus gue sykuri!

"Happy birthday to you… Happy birthday, Happy birthday to you….",

Lagu ini sangat tidak asing di telinga kita karena ketika keluarga, sanak kerabat, teman dan orang-orang yang kita kenal sedang berulang tahun, lagu ini selalu kita nyanyikan untuk mereka. Dan inilah yang terjadi pada diri gue sejak bangun tidur tadi, berbagai macam ucapan yang gue terima via telepon, SMS, Facebook, Twitter, Path, BBM, Email dan sebagainya yang tentu saja membuat hari ini teramat begitu spesial buat gue pribadi. yeah, I feel blessed!

Memaknai hari kelahiran buat gue sekarang adalah dengan cara yang sederhana. Sederhana dalam bersyukur, sederhana dalam menjalani hidup baik berpikir dan bertindak serta masih banyak lagi kesederhanaan lainnya yang ingin gue lakukan seiring dengan pertambahan umur ini.

Makna ulang tahun, buat gue merupakan satu nasehat bahwa gue sudah sekian tahun hidup di dunia ini. Artinya semakin berkurang waktu yang diberikan Tuhan untuk menjalani hidup di dunia. Dalam jangka waktu yang telah dijalani itu apakah gue sudah mensyukuri nikmat umur yang diberikanNya? Apakah gue sudah menggunakan umur gue untuk persiapan dikehidupan berikutnya? dan Apakah gue selama ini telah menyia-nyiakan umur yang diberikan Tuhan? Buat gue sekarang, makna ulang tahun bukan hura-hura dan kesenangan duniawi semata melainkan waktu untuk merenung dan introspeksi diri apakah umur yang telah diberikan Tuhan telah kita gunakan dengan benar. Dan terlepas dari itu semua, ada kesedihan yang selalu gue rasakan didalam hati ketika menemukan bahwa semua pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum bisa gue jawab "YA" dan "Tidak" untuk pertanyaan terakhir.

Kalau mau jujur, sejak beberapa tahun terakhir, gue selalu memaknai hari ulang tahun itu sebagai hari berkurangnya umur, dan setiap kali hari ulang tahun tiba gue selalu takut kapankah waktunya saat gue dipanggil Yang Maha Kuasa, apakah satu tahun lagi? satu bulan lagi? satu minggu lagi? atau bisa jadi satu detik lagi? ya, Tuhan punya kendali kapan saja untuk menggambil kita sebagai ciptaanNya. Setiap manusia pasti mendapat beragam nikmat dari Tuhan. Salah satunya adalah nikmat umur. Umur seseorang bisa pendek atau singkat dan bisa panjang.

Ketika seseorang mensyukuri hari kelahirannya maka tidak ayal lagi begitu banyak teman dan kerabat menyampaikan selamat. Ada yang berdoa semoga dia selalu sehat dan mudah rezeki. Ada juga yang mengirim kado disertai kartu ucapan selamat macam-macam. Namun yang kerap disampaikan adalah ucapan doa semoga panjang umur. Padahal sisa umur kita semakin pendek. Mungkin maksudnya adalah agar yang berulang tahun masih diberi tambahan usia hidup untuk bisa menikmati hidup ini. Disinilah makna umur itu lebih kepada konteks jumlah dan mutu penggunaannya. Bukan pada panjang pendeknya umur. Seberapa jauh tambahan umur digunakan sebaik mungkin. Bukan saja untuk menikmati dunia namun mengisi dunia ini dengan amal ibadah dan amal soleh. Dengan demikian kita bisa mengatakannya sebagai umur ibadah atau pengabdian. Dan untuk itu diharapkan setiap kita selalu memohon pada Tuhan agar kepada kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan beramal agar bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih kita miliki dan tentunya juga untuk bisa lebih meningkatkan kualitas pengabdian kita kepadaNya. 

Bukan bermaksud menggurui, tetapi inilah yang selalu gue lakukan sejak banyak hal buruk yang terjadi didalam kehidupan gue.. Dan ketika gue selalu mendekatkan diri denganNya, maka ada kedamaian tersendiri yang gue rasakan seketika. Lebih ikhlas dan terus berusaha dalam hidup, karena gue percaya tidak ada yang tidak direncanakan Tuhan. Semua yang terjadi dalam hidup kita adalah sesuai dengan kehendaknya, dan tugas kita cuma menjalani dan terus melakukan yang terbaik saja di mataNya.. Amin.

Well, Happy Birthday to me!
"Getting older is the best part of me. My life just gets better and better each year. I feel better at 30s than I did at 20s!" kurang lebih begitulah isi status di akun sosial media gue saat menutup hari ini, hari ulang tahun gue yang belum tentu apa bisa gue nikmati kembali di tahun depan. Hanya Tuhan yang tahu!

Tuesday, December 25, 2012

Natal Itu Sederhana!


"Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:5)

Hari Natal! Sebenarnya apa sih yang istimewa dari hari yang dirayakan oleh semua umat Kristen di dunia ini? Tidak bisa dipungkiri kalau perayaan Natal selalu menjadi hari yang paling gue tunggu sejak masa kecil dulu, hari dimana semua orang datang ke rumah dengan penuh senyuman dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi gue dan keluarga selaku tuan rumah, hari dimana semua keluarga berkumpul serta berbagi kesenangan satu dengan yang lainnya. Hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember tentunya menjadi salah satu momen penting bagi seluruh umat Kristiani, tak terkecuali gue beserta keluarga. Bagi kami, hari kelahiran Yesus Kristus ini dimaknai sebagai salah satu bentuk dari kebaikan dan kesederhanaan Tuhan.  Tak hanya itu, hari Natal juga kami maknai sebagai momen spesial untuk bersyukur atas segala hal yang sudah diberikan oleh Tuhan dan momen untuk introspeksi diri.

Namun sejak Mama meninggal, makna Natal buat gue pribadi sudah tidaklah seistimewa dulu. Semuanya berubah dalam persepsi gue secara pribadi. Natal yang dulunya selalu gue rayakan bersama keluarga dan menjadi sebuah kewajiban akhir tahun, kini bukanlah menjadi satu kebutuhan yang mutlak harus dilakukan. Makna Natal buat gue sekarang adalah lebih kepada menikmati kesederhaannya. Sudah hampir dua tahun ini, kami sekeluarga selalu merayakan hari Natal secara terpisah, dan kalaupun berkumpul, masih saja ada yang merayakannya ditempat yang berbeda.

Begitupun yang terjadi pada tahun ini.

Jika perayaan Natal tahun lalu kami berkumpul dan merayakannya bersama di kota Makassar dan Tana Toraja, meskipun kedua kakak yang lainnya merayakannya di kota Manado dan Yogyakarta, maka di tahun ini gue justru merayakannya berdua saja bersama keponakan gue di Jakarta, sementara keluarga lainnya berada di Jayapura. Menikmati momen Natal saat jauh dari keluarga besar mungkin akan menjadi hal yang paling menyedihkan buat keponakan gue mengingat ini adalah kali pertamanya dia, sedangkan buat gue, merayakan Natal seorang diri pun pernah gue lewati. Buat gue, bersama keluarga ataupun tidak, hari Natal harus dinikmati!

Sering kali makna Natal yang sesungguhnya mengalami distorsi atau "penyelewengan", Natal hanya dijadikan sebagai ajang acara pesta tutup tahun, melancong, reuni keluarga dan sebagainya. Gue tidak mengatakan bahwa semua ini tabu dilakukan, tetapi jika Natal hanya sekadar ajang acara demikian, maka kita akan kehilangan makna yang sesungguhnya.

Kelahiran Kristus itu sederhana, bahkan sangat sederhana. Namun anehnya Natal sekarang ini sudah identik dengan kemewahan. Kalau tidak mewah, bukan Natal namanya. Jika anggaran dana Natal tidak membengkak sampai berpuluh-puluh juta, Natal yang kita peringati serasa kurang afdol. Dengan dalih rohani, kita selalu berkata bahwa kita sedang menyambut kelahiran Raja di atas segala raja, sehingga segala pemborosan yang kita berikan tidak berarti sama sekali. Memang tidak pantas jika kita membuat perhitungan finansial terhadap Tuhan. Namun, apakah benar semua kemewahan itu untuk Tuhan, ataukah sebaliknya untuk memuaskan keinginan kita sendiri? Bukankah sejujurnya kita sungkan dengan tamu undangan yang datang dalam acara Natal kita itu, sehingga mau tidak mau kita akan menyiapkan acara itu semewah mungkin? Padahal bisa saja kita merayakan Natal dalam kesederhanaan tanpa mengurangi esensi Natal itu sendiri.

Buat semua teman-temanku yang kristiani, Jika kita mau merenungkan lebih jauh, bukankah benar bahwa makna Natal dalam pengertian yang sebenarnya telah bergeser begitu jauh? Makna Natal yang sebenarnya sekarng sudah diganti dengan hal-hal lahiriah. Digantikan dengan pesta pora, hura-hura, dan kemewahan yang sia-sia. Dilewatkan begitu saja, bahkan sebelum kita bisa mengambil waktu sejenak untuk berefleksi. Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, membuat jiwa kita lebih peka terhadap suara-Nya. Merasakan Kristus dalam kesederhanaan, menggugah empati kita terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, yang dilanda bencana atau yang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan damai, mengusir jiwa yang gelisah dan galau. Dan inilah yang gue alami di Natal tahun ini!

Well, Selamat merayakan hari Natal 2012 semuanya! Semoga damai kasih Natal selalu menyertai kita senantiasa, amin.  

Apa yang kita inginkan dari Natal? Hadiah, atau sesuatu yang lain? Natal sebenarnya mengandung arti “lahir” (tentang kelahiran Tuhan Yesus), sama dengan Christmas yang perayaannya berhubungan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Lalu, apa hubungannya, antara kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem dengan kehidupan manusia? Bukankah banyak orang yang lebih terkenal, lahir di istana mewah dan megah; mengapa bukan kelahiran mereka yang diingat dan dirayakan? Inilah makna Natal yang pantas kita renungkan. - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf