Sunday, March 31, 2013

Someone's Dirty Little Secret Is Me!


February 20th 2013
 
Kemarin, akulah yang menjadi orang dan tujuan pertama dihatimu.. Sekarang? Entahlah.. I'm just your another option. I accepted that. 

Semestinya gak ada 'dia', 'dia' dan 'dia' diantara 'kita'.. Mungkin kamu akan kaget dengan hal ini, tapi sejujur-jujurnya, aku sudah lama mengetahui apa yang sudah sebenarnya terjadi di belakang. Tapi aku mencoba untuk berpura-pura bodoh saja. Hati cuma satu, gak sepantasnya dipakai untuk menyukai dan mencintai dua orang atau lebih sekaligus. But I accepted that. Akupun tahu kalau kamu juga sedang berjuang melawan dilema ini.

Sudahlah, mungkin memang sudah harus begini jalannya, jalan kita.. I accepted that. You don't need to worry about my heart. I'll take care of it by myself here. 

This is my first time becoming "orang ke tiga" dan menemukan beberapa "orang lain" juga dibelakang aku, dan saatnya aku harus mulai belajar membiasakan diri, walau entah sampai kapan.. Well, I've missed you so long.. You can come to me everytime you miss me, if you really do and want to. I'm here, waiting and let your heart a break to them.. But, I gave you time, then don't blame me when the next days, I'll leave everything on us.

Now, I'm ready to be your 'Dirty Little Secret' as long as you want me. Semoga kebahagiaan selalu ada diantara "kamu ke mereka" dan "kamu ke aku". Be good there! 

I care to you, Hun!

Tuesday, March 5, 2013

Ujian Iman!



Sebenarnya hari ini, 5 Maret 2013 adalah sama dengan hari-hari gue sebelumnya, tidak ada memori yang spesial yang perlu gue kenang dari hari ini, namun sejak hari ini berakhir, gue dan semua kakak-kakak gue mungkin akan menjadikan hari ini sebagai hari kenangan. Hari dimana kebahagiaan dan kesedihan menyatu sekaligus didalam sebuah perayaan. 

Ya, hari ini merupakan hari kebahagiaan untuk Ayah kami dimana beliau baru saja melangsungkan pernikahannya yang kedua dengan perempuan pilihannya. Hari dimana beliau belajar untuk melanjutkan hidupnya di usia senja dan memulai kehidupan baru dengan orang lain setelah kepergian Mama untuk selama-lamanya di akhir 2010 lalu. Kebahagiaan bisa saja terpancar dari raut wajah beliau dan keluarga istri barunya, namun tidak buat kami. Hari pelepasan tersebut betul-betul sangat emosional buat kami anak-anaknya.

Gue, dan kedua kakak gue yang datang menghadiri perayaan tersebut butuh perjuangan besar dalam melawan ego kami masing-masing untuk datang dan berada disana. Ketidakrelaan kami melepas ayah sejak beliau mengutarakan maksud dan keinginannya dari setahun yang lalu untuk menikah kembali membuat kami berjuang agar hal tersebut tidak terjadi. Berbagai upaya sudah kami lakukan agar beliau tidak merasa kesepian dan bisa melupakan keinginannya tersebut namun mungkin memang harus beginilah jalannya. Balik lagi, sebagai manusia kami cuma bisa berkehendak, namun Tuhan lah yang menentukan.

Meskipun kedua kakak gue ada yang tidak hadir sebagai tanda ketidaksiapan mereka, kami yang hadir, selama perayaan tersebut berlangsung hanya bisa berharap semoga ayah kami bisa menemukan kebahagiaan dengan pilihannya. Dan dengan kehadiran kami disana bisa menjadikan hari istimewanya itu menjadi jauh lebih berarti.

For me, when my mother died, I didn't want my dad to get married again, but then I realize that he needs to be happy as well. When my father makes decision to re-married again, I respect that! If it that's makes him happy, then I'll be happy too.

Now I understand that many individuals feels incomplete without a soul mate to share their life with as life without love is indeed no life. When their soulmate died and being alone after a great marriage, usually leads older guys to find someone to share their lives with.. And I believe if this is what actually happen to my father!

Selama perayaan berlangsung, bentuk penolakan-penolakan kecil melalui sikap kami disadari atau tidak pasti ada, namun ada satu hal yang sungguh menarik ketika kami bertiga duduk bersama menyaksikan upacara pernikahan itu. Tiba-tiba saja kakak perempuan gue berucap: "Paling tidak, kita sudah berhasil melewati ujian iman yang diberikan Tuhan kepada kita, dengan ikut hadir disini." Mendengar  itu, gue bersama kakak laki-laki gue pun hanya bisa tersenyum dan berkata: "amin.."

Well,
Happy wedding, Papa..
Kami tulus dan sudah ikhlas melepasmu. 
Semoga kebahagiaan selalu menyertai kehidupan barumu, Papa..
amiiiiiin

Tuhan memberkati kita selalu.
-Immanuel