Saturday, November 15, 2014

Wisuda dan Maknanya.

























Pada saat ini, hampir semua instansi pendidikan mulai dari TK sampai perguruan tinggi (Diploma, S1, S2 dan S3) melaksanakan suatu kegiatan pelepasan para siswa atau mahasiswanya. Kegiatan yang rutin dilakukan sering kita sebut dengan WISUDA.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "wisuda" memiliki arti peresmian atau pelantikan yang dilakukan dengan khidmat. Istilah wisuda sering dikaitkan dengan suatu prosesi (ceremonial) pelantikan mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya di sebuah universitas, institur atau sekolah tinggi. Sebenarnya tidak hanya sekedar untuk mahasiswa saja. Seseorang yang telah lulus dalam menyelesaikan pendidikannya juga dapat juga menggunakan istilah wisuda ini. Misalnya ada anak-anak yang lulus Taman Kanak-kanak (TK), mereka juga dapat diwisuda apabila telah menyelesaikan masa belajarnya di  TK tersebut. Jadi kesimpulannya, istilah wisuda pada dasarnya tidak hanya digunakan untuk kalangan mahasiswa melainkan dapat digunakan untuk siapa saja yang telah lulus/selesai menempuh pendidikannya.
 
Wisuda merupakan bahasa Indonesia serapan yang berasal dari bahasa Sansekerta. Yang artinya amat suci, amat sempurna atau bersih. Jika dikaitkan dengan arti tersebut, maka makna yang terkandung dalam kata wisuda adalah seseorang yang diwisuda diharapkan menjadi insan yang sempurna, suci dan bersih. Terlepas dari itu semua, wisuda (dalam lingkup akademis mahasiswa) sebenarnya merupakan tonggak awal untuk memulai kehidupan dengan menerapkan ilmu yang selama ini dipelajari. Jadi yang dimaksud selesai adalah pendidikannya, tapi penerapan ilmunya barulah dimulai.

Wisuda bukan hanya prosesi pelantikan dan penyematan gelar semata (entah itu gelar lulusan, alumni, ahli madya, sarjana, masgister, doktor atau apalah, atau gelar lainnya). Tapi merupakan penyematan tanggung jawab yang lebih besar. Ya tentunya tanggung jawab moral akan ilmu yang selama ini diperoleh di bangku kuliah untuk diterapkan agar berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Yang penting dalam wisuda bukanlah semangat perayaannya, tapi semangat untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dengan ilmu yang ada di tangan kita lah yang sesungguhnya penting. Masa depan yang baik untuk diri sendiri, masa depan yang cerah untuk keluarga, masa depan yang menyejahterakan masyarakat.

Saat wisuda setiap mahasiswa pasti mengenakan toga, dan pada akhirnya tali toga itu akan dipindahkan arah. Namun apakah kita  semua tahu mengapa tali toga itu yang ada di sebelah kiri akan dipindahkan ke bagian kanan?

Toga sendiri merupakan simbol bahwa mahasiswa sudah dianggap lulus dan siap untuk terjun ke masyarakat. Tali toga yang pada awalnya ditaruh di samping kepala sebelah kiri dan oleh rektor akan dipindahkan ke bagian kanan.

Tali toga pada sebelah kiri artinya saat menjadi mahasiswa, bagian otak yang dipakai mahasiswa kebanyakannya adalah otak kiri dimana otak itu berhubungan dengan bahasa juga hafalan. Ketika tali toga dipindahkan dari samping kiri kesamping kanan, itu diartikan agar setelah lulus para wisudawan tidak hanya menggunakan otak kirinya, melainkan harus lebih banyak menggunakan otak kanan. Otak kanan itu sendiri berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas juga inovasi seseorang. Hal ini juga berhubungan dengan jenis pekerjaan yang harus dipilih oleh para lulusan.

Yang diharapkan setelah lulus adalah mereka para wisudawan tidak hanya menggunakan otak kiri yang hanya bekerja pada orang lain, tapi harus bisa berpikir kreatif, imajinatif dan inovatif dan menggunakan otak kanan untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Arti dari semuanya adalah supaya para lulusan bisa berwirausaha dengan baik dan tidak hanya mengandalkan bekerja pada orang lain.


Maka marilah kita merenungkan apa yang akan kita lakukan setelah kita menjalani prosesi wisuda. Apa yang telah terjadi tidak mungkin bisa dirubah, karena waktu tidak pernah bisa berkompromi dengan manusia. Seperti kata pepatah "Dengan waktu sedetik kita bisa membeli batangan emas, namun batangan emas tidak akan bisa untuk membeli waktu sedetik". Untuk itu janganlah pernah menyesali masa lalu, kita harus mengerti bahwa hidup dalam bayangan masa lalu adalah sia-sia.


Demikian juga kita tidak perlu mencemaskan masa depan. Orang-orang yang mencemaskan masa depan adalah orang-orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri. Yang akhirnya, tidak jarang membuat mereka mencari tahu masa depannya dengan mengunjungi para tukang ramal. Apabila si tukang ramal mengatakan masa depannya baik membuat mereka siang malam menunggu datangnya hari keberuntungan itu tanpa mau berusaha dengan maksimal. Sebaliknya, apabila kata si tukang ramal bahwa nasib telah menggariskan masa depannya tidak cerah alias tidak punya masa depan maka mereka pun tak segan-segan mengeluarkan uang yang banyak untuk mengubah masa depan buruk menjadi baik dengan berbagai ritual yang harus dilakukan. Dan ini sering dijadikan oleh tukang ramal untuk mendapatkan banyak uang dengan menjual atas nama ilmu berubah nasib yang ia miliki. Ingatlah, masa depan bukanlah nasib yang telah digariskan kepada setiap manusia apalagi ada ditangan tukang ramal.


Ada satu pepatah lagi yang kurang lebih berbunyi: "Walaupun nasib kita digariskan sebagai raja kalau kita tidak berusaha selamanya tetap tidak akan bisa menjadi raja. Sebaliknya walaupun nasib kita digariskan sebagai pengemis jika kita bekerja keras pasti tidak akan jadi pengemis".


Kekuatan untuk membangun kesuksesan ada pada saat ini, bukan pada saat berikutnya atau saat sebelumnya. Kebahagiaan hidup ada pada saat mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan saat ini. Bukan mengerjakan apa yang dapat kita kerjakan pada saat sebelumnya atau sesudahnya. Dan kesuksesan hidup terletak pada apa yang kita lakukan sesuai dengan keinginan hati. Seberapapun kerasnya kita bekerja jika kita kerjakan dengan hati yang senang akan terasa ringan. Demikian juga sebaliknya, seringan apapun pekerjaan yang kita lakukan bila tidak sesuai dengan keinginan hati akan terasa berat.

Bagi yang baru diwisuda, selamat untuk kelulusan sarjana, magister maupun doktornya ya!

Selamat kembali ke kehidupan yang sebenarnya, kawan!

Dirangkum dari: http://unik.kompasiana.com dan https://irvanhabibali.wordpress.com.

No comments:

Post a Comment