Monday, December 31, 2012

Zero Dark Thirties!


"Good morning everyone.. Just woke up and I hope today, December'31 is going to be a good day for me... *yeah,  IT'S MY BIRTHDAY!!!" ♥

Begitulah status yang gue tulis didalam akun sosial media gue tadi pagi. Meskipun jauh dari keluarga besar, ada kebahagiaan tersendiri yang gue rasakan saat bangun.. Yeah, Ulang Tahun! Hari ini adalah hari pertambahan umur gue, dan walau bagaimanapun, harus gue sykuri!

"Happy birthday to you… Happy birthday, Happy birthday to you….",

Lagu ini sangat tidak asing di telinga kita karena ketika keluarga, sanak kerabat, teman dan orang-orang yang kita kenal sedang berulang tahun, lagu ini selalu kita nyanyikan untuk mereka. Dan inilah yang terjadi pada diri gue sejak bangun tidur tadi, berbagai macam ucapan yang gue terima via telepon, SMS, Facebook, Twitter, Path, BBM, Email dan sebagainya yang tentu saja membuat hari ini teramat begitu spesial buat gue pribadi. yeah, I feel blessed!

Memaknai hari kelahiran buat gue sekarang adalah dengan cara yang sederhana. Sederhana dalam bersyukur, sederhana dalam menjalani hidup baik berpikir dan bertindak serta masih banyak lagi kesederhanaan lainnya yang ingin gue lakukan seiring dengan pertambahan umur ini.

Makna ulang tahun, buat gue merupakan satu nasehat bahwa gue sudah sekian tahun hidup di dunia ini. Artinya semakin berkurang waktu yang diberikan Tuhan untuk menjalani hidup di dunia. Dalam jangka waktu yang telah dijalani itu apakah gue sudah mensyukuri nikmat umur yang diberikanNya? Apakah gue sudah menggunakan umur gue untuk persiapan dikehidupan berikutnya? dan Apakah gue selama ini telah menyia-nyiakan umur yang diberikan Tuhan? Buat gue sekarang, makna ulang tahun bukan hura-hura dan kesenangan duniawi semata melainkan waktu untuk merenung dan introspeksi diri apakah umur yang telah diberikan Tuhan telah kita gunakan dengan benar. Dan terlepas dari itu semua, ada kesedihan yang selalu gue rasakan didalam hati ketika menemukan bahwa semua pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum bisa gue jawab "YA" dan "Tidak" untuk pertanyaan terakhir.

Kalau mau jujur, sejak beberapa tahun terakhir, gue selalu memaknai hari ulang tahun itu sebagai hari berkurangnya umur, dan setiap kali hari ulang tahun tiba gue selalu takut kapankah waktunya saat gue dipanggil Yang Maha Kuasa, apakah satu tahun lagi? satu bulan lagi? satu minggu lagi? atau bisa jadi satu detik lagi? ya, Tuhan punya kendali kapan saja untuk menggambil kita sebagai ciptaanNya. Setiap manusia pasti mendapat beragam nikmat dari Tuhan. Salah satunya adalah nikmat umur. Umur seseorang bisa pendek atau singkat dan bisa panjang.

Ketika seseorang mensyukuri hari kelahirannya maka tidak ayal lagi begitu banyak teman dan kerabat menyampaikan selamat. Ada yang berdoa semoga dia selalu sehat dan mudah rezeki. Ada juga yang mengirim kado disertai kartu ucapan selamat macam-macam. Namun yang kerap disampaikan adalah ucapan doa semoga panjang umur. Padahal sisa umur kita semakin pendek. Mungkin maksudnya adalah agar yang berulang tahun masih diberi tambahan usia hidup untuk bisa menikmati hidup ini. Disinilah makna umur itu lebih kepada konteks jumlah dan mutu penggunaannya. Bukan pada panjang pendeknya umur. Seberapa jauh tambahan umur digunakan sebaik mungkin. Bukan saja untuk menikmati dunia namun mengisi dunia ini dengan amal ibadah dan amal soleh. Dengan demikian kita bisa mengatakannya sebagai umur ibadah atau pengabdian. Dan untuk itu diharapkan setiap kita selalu memohon pada Tuhan agar kepada kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan beramal agar bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih kita miliki dan tentunya juga untuk bisa lebih meningkatkan kualitas pengabdian kita kepadaNya. 

Bukan bermaksud menggurui, tetapi inilah yang selalu gue lakukan sejak banyak hal buruk yang terjadi didalam kehidupan gue.. Dan ketika gue selalu mendekatkan diri denganNya, maka ada kedamaian tersendiri yang gue rasakan seketika. Lebih ikhlas dan terus berusaha dalam hidup, karena gue percaya tidak ada yang tidak direncanakan Tuhan. Semua yang terjadi dalam hidup kita adalah sesuai dengan kehendaknya, dan tugas kita cuma menjalani dan terus melakukan yang terbaik saja di mataNya.. Amin.

Well, Happy Birthday to me!
"Getting older is the best part of me. My life just gets better and better each year. I feel better at 30s than I did at 20s!" kurang lebih begitulah isi status di akun sosial media gue saat menutup hari ini, hari ulang tahun gue yang belum tentu apa bisa gue nikmati kembali di tahun depan. Hanya Tuhan yang tahu!

Tuesday, December 25, 2012

Natal Itu Sederhana!


"Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:5)

Hari Natal! Sebenarnya apa sih yang istimewa dari hari yang dirayakan oleh semua umat Kristen di dunia ini? Tidak bisa dipungkiri kalau perayaan Natal selalu menjadi hari yang paling gue tunggu sejak masa kecil dulu, hari dimana semua orang datang ke rumah dengan penuh senyuman dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi gue dan keluarga selaku tuan rumah, hari dimana semua keluarga berkumpul serta berbagi kesenangan satu dengan yang lainnya. Hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember tentunya menjadi salah satu momen penting bagi seluruh umat Kristiani, tak terkecuali gue beserta keluarga. Bagi kami, hari kelahiran Yesus Kristus ini dimaknai sebagai salah satu bentuk dari kebaikan dan kesederhanaan Tuhan.  Tak hanya itu, hari Natal juga kami maknai sebagai momen spesial untuk bersyukur atas segala hal yang sudah diberikan oleh Tuhan dan momen untuk introspeksi diri.

Namun sejak Mama meninggal, makna Natal buat gue pribadi sudah tidaklah seistimewa dulu. Semuanya berubah dalam persepsi gue secara pribadi. Natal yang dulunya selalu gue rayakan bersama keluarga dan menjadi sebuah kewajiban akhir tahun, kini bukanlah menjadi satu kebutuhan yang mutlak harus dilakukan. Makna Natal buat gue sekarang adalah lebih kepada menikmati kesederhaannya. Sudah hampir dua tahun ini, kami sekeluarga selalu merayakan hari Natal secara terpisah, dan kalaupun berkumpul, masih saja ada yang merayakannya ditempat yang berbeda.

Begitupun yang terjadi pada tahun ini.

Jika perayaan Natal tahun lalu kami berkumpul dan merayakannya bersama di kota Makassar dan Tana Toraja, meskipun kedua kakak yang lainnya merayakannya di kota Manado dan Yogyakarta, maka di tahun ini gue justru merayakannya berdua saja bersama keponakan gue di Jakarta, sementara keluarga lainnya berada di Jayapura. Menikmati momen Natal saat jauh dari keluarga besar mungkin akan menjadi hal yang paling menyedihkan buat keponakan gue mengingat ini adalah kali pertamanya dia, sedangkan buat gue, merayakan Natal seorang diri pun pernah gue lewati. Buat gue, bersama keluarga ataupun tidak, hari Natal harus dinikmati!

Sering kali makna Natal yang sesungguhnya mengalami distorsi atau "penyelewengan", Natal hanya dijadikan sebagai ajang acara pesta tutup tahun, melancong, reuni keluarga dan sebagainya. Gue tidak mengatakan bahwa semua ini tabu dilakukan, tetapi jika Natal hanya sekadar ajang acara demikian, maka kita akan kehilangan makna yang sesungguhnya.

Kelahiran Kristus itu sederhana, bahkan sangat sederhana. Namun anehnya Natal sekarang ini sudah identik dengan kemewahan. Kalau tidak mewah, bukan Natal namanya. Jika anggaran dana Natal tidak membengkak sampai berpuluh-puluh juta, Natal yang kita peringati serasa kurang afdol. Dengan dalih rohani, kita selalu berkata bahwa kita sedang menyambut kelahiran Raja di atas segala raja, sehingga segala pemborosan yang kita berikan tidak berarti sama sekali. Memang tidak pantas jika kita membuat perhitungan finansial terhadap Tuhan. Namun, apakah benar semua kemewahan itu untuk Tuhan, ataukah sebaliknya untuk memuaskan keinginan kita sendiri? Bukankah sejujurnya kita sungkan dengan tamu undangan yang datang dalam acara Natal kita itu, sehingga mau tidak mau kita akan menyiapkan acara itu semewah mungkin? Padahal bisa saja kita merayakan Natal dalam kesederhanaan tanpa mengurangi esensi Natal itu sendiri.

Buat semua teman-temanku yang kristiani, Jika kita mau merenungkan lebih jauh, bukankah benar bahwa makna Natal dalam pengertian yang sebenarnya telah bergeser begitu jauh? Makna Natal yang sebenarnya sekarng sudah diganti dengan hal-hal lahiriah. Digantikan dengan pesta pora, hura-hura, dan kemewahan yang sia-sia. Dilewatkan begitu saja, bahkan sebelum kita bisa mengambil waktu sejenak untuk berefleksi. Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, membuat jiwa kita lebih peka terhadap suara-Nya. Merasakan Kristus dalam kesederhanaan, menggugah empati kita terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, yang dilanda bencana atau yang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam embusan damai, mengusir jiwa yang gelisah dan galau. Dan inilah yang gue alami di Natal tahun ini!

Well, Selamat merayakan hari Natal 2012 semuanya! Semoga damai kasih Natal selalu menyertai kita senantiasa, amin.  

Apa yang kita inginkan dari Natal? Hadiah, atau sesuatu yang lain? Natal sebenarnya mengandung arti “lahir” (tentang kelahiran Tuhan Yesus), sama dengan Christmas yang perayaannya berhubungan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Lalu, apa hubungannya, antara kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem dengan kehidupan manusia? Bukankah banyak orang yang lebih terkenal, lahir di istana mewah dan megah; mengapa bukan kelahiran mereka yang diingat dan dirayakan? Inilah makna Natal yang pantas kita renungkan. - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:5) - See more at: http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf

Monday, October 8, 2012

Hello Singapore, I'm Back!

Singapore!!! Rasanya tidak pernah terpikirkan dan direncanakan sebelumnya untuk kembali ke negeri ini. Berawal dari keisengan sahabat yang sudah lebih dulu sedang berada disana dan menyuruh gue untuk segera menyusul dia agar bisa menghabiskan akhir pekan bareng disana.. Dan akhirnya gue pun bisa berada lagi di negeri yang kata orang sejuta pesona ini.  

Pergi ke luar negeri, apalagi ke Singapura, bagi sebagian orang mungkin sudah biasa, sudah sering dan bolak-balik. Pergi ke negeri ini mungkin sudah dianggap seperti pergi ke toilet saja. Tapi apa salahnya gue berbagi pengalaman dan kesenangan selama kembali untuk yang ketiga kalinya berada di negeri ini mengingat ini adalah kali pertama gue bisa menghabiskan akhir pekan di negeri orang bersama kedua sahabat gue tersebut.

Satu hal yang selalu gue kangenin dari negeri ini adalah kedisiplinan penduduk dan tata kotanya. Tapi khususnya bagi mereka yang perokok termaksud gue pribadi, satu hal yang tidak gue sukai adalah kita tidak bisa bebas merokok.


October 6th, P.M: "Changi Airport", Terminal 1 - Arrival Hall


http://adlibmagazine.files.wordpress.com/2012/04/cag_fareast_t1_immigration_bulkhead_1_mar12-28_feb13.jpg
The Imigration Lines at "Changi Airport".






http://www.fivestaralliance.com/files/fsa/nodes/2009/11574/11574_0_intercontinentalsingapore_fsa-xl.jpg
Where I stay: "InterContinental Singapore Hotel". 80 Middle Road , Bugis.


http://static.asiarooms.com/hotelphotos/laterooms/175422/gallery/intercontinental-singapore_170520120355279289.jpg
"InterContinental Singapore Hotel", room 413: Where simple pleasures come to life. 



DAY 1


First Destination: Orchard Roads!!


http://www.accommodationnear.com/bestholidays/photos/Orchard-Road-Singapore.jpg
The "Orchard Road" is a 2.2 kilometer-long street and is known as the retail and entertainment hub of Singapore.


Here We Are!!! Me - Kiki - Yudhi.
"The Esplanade" - Theatres on the Bay is a beautiful waterside building located on six hectares of waterfront land near the mouth of the Singapore River.

http://www.esplanadesingapore.com/whats_on/programme_info/va_in_the_affair_of_cats_and_dogs/220p.jpg
"In the Affair of Cats & Dogs": Commemorating Esplanade's 10th Anniversary this year.


It's Political Caricature!!!




Around MRT Stations: On our way to "Marina Bay Sands"!!


http://spreadsomeawesome.com/wp-content/uploads/2012/01/Marina-Bay-Sands-and-the-Merlion.jpg
"Marina Bay Sands Mall" Singapore, viewed from Merlion".



http://0.tqn.com/d/goseasia/1/0/G/c/-/-/07_mbs_kahn.jpg
OMG!! I'm amazed with these thing!! "Rain Oculus" at "Marina Bay Sands Mall" Singapore.


This is me: in front of "Marina Bay Sands Mall" Singapore.


http://farm8.staticflickr.com/7262/7731812222_40da676e45_z.jpg

Last stop!! : Nightlife at "Ku De Ta", Singapore.


"KU DÉ TA" Singapore is the venue located at Skypark "Marina Bay Sands". The finest entertainment destination in South East Asia.

http://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/02/f9/73/97/ku-de-ta-restaurant.jpg
Enjoyed the views of Singapore from 56th Floor of "Ku De Ta".

http://www.yoursingapore.com/content/traveller/en/browse/shopping/shopping-malls/mustafa-centre/_jcr_content/html/image.img.png
"Mustafa Centre" 145 Syed Alwi Road  Singapore: is set in the Little India district. A cult favourite in the 24 hours Singaporean shopping scene!!


DAY 2


Brunch at "Artichoke Café & Bar", 161 Middle Road  Sculpture Square, Singapore. I loved their concept!!!



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlPVKZv0u4ssJjBqsJE0WlHctMuIWqCY__czMgm5lp8D7uvTIgPi7IQ9j1-n_5Wu7vaHimTSn1HIw-s_bIj7gUxrcgOTtp5hQG__S-pb77gJYuORXedAqntYbYTVlcXi2r8cvsi9612PWj/s1600/HM1.jpg
First Stop on day 2: "H&M" Singapore!!



http://i1049.photobucket.com/albums/s382/alittlemei/4CEE0FBC-D585-4F3F-BED7-9794D226AC42-1760-0000021D68910F10.jpg
Lunch here: "Club Street Social" 5 Gemmill Lane  Singapore.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP0yIStN1Tv1c1aq4yNnpyTC6u_Yck01vewN-QKWyxBumAx3KwS6LmpmEtu3E2Ul3HqXuPL2jPODExUaskagWgv_oJu2w8b3xLKxvr9ptOCJ-DRltTRXfUR-gFnajR-8kFiQ2cyb1GVFU/s1600/club+street+social.jpg
The Crowd at "Club Street Social".



http://farm5.static.flickr.com/4102/4869403490_2c5c84b903.jpg
Last stop: "Bugis Junction" at 200 Victoria Street Singapore.


http://static.relax.com.sg/site/servlet/linkableblob/relax/1186752/topImage.jpg
Killing time while waiting my departure with these things. Beautiful "Kinetic Rain" at "Changi Airport", Singapore!

http://www.thewanderingpalate.com/wp-content/uploads/Changi-Airport-departures-Cyrstal-Jade-Restaurant-above.jpg
October 7th, P.M: "Changi Airport", Departure Hall.






Well,
I'll see you again, Singapore!!

Friday, August 17, 2012

Happy 67th Birthday, Mama..


Today (August, 17th) is my mom's birthday.. 
It's also been 21 months since she died. There will be a time for tears, a time for the nearly crippling pain of loss, but not now, not yet. If I can just keep it together for a little while longer. But it's hard! Memories keep intruding me.. Her smile, her voice, her comforting words that tell me everything will be just fine. I miss every loves that she gaves me for 30 years before she died.
 
Ah, Dear GOD, 
If roses grow in Heaven, Please pick a bunch for me. Place them in my Mother's arms and tell her they're from me.

I learned about love from my mother, watching her caring ways. I learned about joy from her in fun-filled yesterdays. From her I learned forgiving of faults both big and small. I learned what I know about living from her, as she gave life her all. The example she set is still with me, I'd never want any other. I'm thankful for all that she taught me, and I'm blessed to call her "Mother."


"Happy Birthday In Heaven Mom"




I love you so very much and I miss you more and more each day.
I am so sad that you are not here, and it doesn't get easier with time. Sometimes, I still can't believe that you are gone, and the only thing that gives me a bit of comfort is knowing that I will see you again one day.
  
I hope you will have a wonderful birthday in Heaven with God and Angels. 
Happy Birthday Mom. I'm missing you very much on this special day, and not just today, but every minute, since you went away. You were the center of my lives before your soul passed on, it's just so hard for me to believe that you are really gone. But I celebrate the life you lived and all the things you gave me, Our wonderful memories, Mom, of you are the things that will comfort and save me to keep survive without you. 
Please think of me, as I think of you with hearts so full of love, I am looking up at you, sweet Mom, as you look at me, from up above.
Love,
Your Son.

Thursday, May 31, 2012

Dunia + Kehidupan = Ilusi Dari Tuhan


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6ZoUWDUraXSDPEeVR9gwAy3KjIkfjWRdree5iT-JwyuZhqc30tI8g6RRKF8KqYchITdpok05H3wCpnuSMc3ry_h_AdxUwaLNfelt3ZwZ6eS1EJvpax8ryMG-AK_j6n1OdKUk06Lz3loc/s1600/sad_1.jpg

"Believe that life is worth living and your belief will help create the fact." (William James).

Selama perjalanan hidup, terkadang kita menemukan banyak kemunduran dan kesulitan. Beberapa orang merasa sakit hati, bingung, atau bahkan sedih. Beberapa merasa seperti tersesat dan tidak bisa keluar untuk jangka waktu yang cukup lama.

Saat menenangkan diri, kita coba tanyakan pada diri sendiri: mengapa manusia harus menjalani kesulitan dengan cara ini? Seorang teman gue pernah berkata bahwa segala sesuatu yang terjadi didalam kehidupan kita selalu berhubungan erat dengan takdir yang ada di belakangnya. Ini sungguh-sungguh benar! Semuanya disebabkan oleh hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hasil dari kejadian yang kita alami sehari-hari. Selain itu, banyak orang bijaksana menyadari bahwa dunia ini adalah sebuah tempat ilusi dan lingkungan yang diciptakan Tuhan untuk membantu orang membayar hutang karmanya. Hanya setelah membayar hutang-hutangnya selama proses reinkarnasi dalam dunia, mereka dapat suatu saat kembali ke rumah sesungguhnya mereka, tempat yang jauh lebih baik. Kehidupan setelah kematian! Dari perspektif ini, tidak selalu berarti buruk apabila seseorang mengalami penderitaan dan menghadapi kejadian yang tidak diinginkan dalam kehidupannya.

Ketika mengalami sesuatu kejadian yang buruk, jika kita dapat melihat ke dalam dan menganggapnya sebagai sebuah kesempatan untuk membayar kesalahan diri sendiri, maka kita akan menjadi semakin dewasa. Lalu kejadian tersebut tidak akan terjadi dengan sia-sia. Pada kenyataannya, kita akan selalu dapat menangani hal-hal yang baik maupun buruk sekalipun dengan cara yang sederhana jika kita menggunakan kemampuan dan kebijaksanaan. Dalam sebuah artikel yang pernah gue baca, seorang kultivator menulis, “Kesederhanaan adalah salah satu jenis kebijaksanaan." Menurut pendapat gue, kesederhanaan tidak hanya merupakan bentuk kebijaksanaan namun juga merupakan manifestasi dari kemampuan dan alam  pikiran seseorang. Setiap kali menghadapi sesuatu, jika kita mampu berpikiran jernih terhadap apa yang harus dihargai dan apa yang harus dilepas, maka kita akan mampu menangani segala sesuatu hal dengan belas kasih, bukan dengan cara emosional. Dengan cara ini, banyak hal dapat ditangani dengan lebih baik. Dari perspektif lain, anggaplah sesuatu yang negatif dan yang terjadi didalam hidup dan menyebabkan kita menderita, kita harus mengambilnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri atau bahkan lebih. Hanya dengan demikian kita dapat memanfaatkan peluang terbaik dan melangkah lebih baik di kemudian hari.

Jika seseorang dapat tetap tenang meski mendapat gangguan lingkungan luar, berarti pemahaman mereka memang sangat tinggi. Oleh karenanya, mereka dapat memusatkan pada hal-hal yang sedang mereka lakukan dan tetap berpikiran jernih. Ketika seseorang menjalani kehidupan duniawi namun pikirannya di luar itu, hidup akan terasa berbeda. Ketika penderitaan dan godaan datang, mereka dapat terasa berat. Namun, ketika melihat kembali ke belakang setelah melewatinya, kita mungkin akan menilai keseluruhannya itu sebenarnya adalah hal yang sepele.

Oleh karena itu, terlepas dari seberapa rasa sakit dan kesulitan yang kita temui didalam perjalanan hidup, kita harus selalu bisa menjaga sikap positif dan tetap semangat. Bila ini dapat tercapai, kita akan menjadi orang yang lebih dewasa dengan hati penuh harapan dan bercahaya, bukan merasa sedih dan tersakiti, dan akan berdampak perubahan mendasar dalam satu pemahaman tentang kehidupan. Dari sana seseorang akan benar-benar mengerti apa arti kebahagiaan itu dan menyadari  pentingnya memiliki sebuah pikiran yang penuh dengan belas kasih. Agar orang lain menjadi percaya dan dapat memaafkan kita, kita harus bersikap percaya dan memaafkan orang lain terlebih dahulu. Dengan cara ini, kita akan memiliki jiwa yang positif terhadap hidup yang diberikan Tuhan dan membawa diri selalu dengan senyuman di dunia kita sebagai manusia.

Kita tidak selalu dapat mengerti mengapa sesuatu terjadi begitu adanya, tetapi gue yakin akan satu hal, Tuhan selalu beserta kita (Immanuel) dan akan ada sesuatu yang indah didalam setiap rencana-Nya.

Monday, May 28, 2012

"Anakku, Ijinkanlah Bapak Menikah Lagi."


"Children aren't happy with nothing to ignore, and that's what parents were created for." (Ogden Nash)

Apa yang terjadi saat elo mendengar bahwa ayah/ibu kalian ingin menikah kembali setelah kehilangan pasangan mereka (meninggal)? Kaget, kecewa, sedih bahkan marah bisa saja muncul dalam diri kita saat itu. Yang pasti diawal mendengar itu semua, gue sangat yakin kalau ada penolakan yang entah bisa kita ekspresikan langsung maupun hanya bisa kita simpan di dalam hati saja begitu mendengar keputusan orangtua kita tersebut.

Disinilah kita sebagai anak  harus dengan bijak dan penuh kasih sayang mengingatkan orang tua agar berhati-hati dalam memilih pasangan hidup, sebab jika keliru memilih masa tua yang seharusnya akan dilewati dalam ketenangan dan ketentraman malah bisa berubah menjadi kawah yang mendidih dan mengerikan baginya. Bahkan Ada kalanya keputusan untuk menikah kembali ini kadang tidak dapat diterima keluarga namun sering juga keputusan ini justru menimbulkan akibat yang tidak mengenakkan keluarga (anak-anak dan cucu)  dan bahkan dapat mengguncangkan keutuhan keluarga. Kedewasaan dalam menyikapi hal ini nantinya akan meningkatkan kualitas diri dan membuahkan keberkahan untuk semua orang yang ada didalam keluarga.

Menikah lagi memang hak orangtua. Apalagi jika memang salah satu di antara mereka telah wafat atau sudah tidak bisa menjalankan kewajibannya. Namun, pernikahan tentu tak hanya melibatkan mereka yang akan menikah. Ada anak-anak yang tak bisa diabaikan hak dan perasaannya, juga ada keluarga besar yang selama ini menaungi ikatan pernikahan. Ini tentu merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh orangtua yang memutuskan menikah lagi.

Di sinilah dibutuhkan kedewasaan antara orangtua yang hendak menikah kembali, anak –apabila dia telah mencapai usia dewasa, dan pihak keluarga besar. Kedewasaan orangtua yang hendak menikah kembali tentu merupakan hal yang terpenting dalam hal ini. Tentu tidak ada larangan bagi orangtua yang hendak menikah lagi pasca perpisahan dengan pasangannya. Akan tetapi, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah kondisi anak yang akan menerima pasangannya sebagai orang dengan titel orangtua tiri.

Karena itu, sangat penting untuk juga memperhatikan pendapat anak tentang kriteria calon pendamping yang akan dipilihnya. Jangan sampai apa yang diharapkan menjadi kebaikan bagi pihak orangtua justru adalah mimpi buruk bagi anak. Di sisi lain, kedewasaan anak –apabila dia telah memasuki usia dewasa, pun sangat diperlukan. Bila memang orangtua telah menunjukkan komitmen untuk menikah lagi demi menjaga kehormatan dan kebaikan bersama, maka tidak ada alasan bagi anak untuk menghalangi niatan orangtua menikah kembali. 

Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah kedewasaan pihak keluarga besar dalam menyikapi keinginan anggota keluarga untuk menikah lagi. Salah satunya adalah menjadi penengah antara orangtua yang akan menikah kembali dengan anaknya. Hal ini sangat membutuhkan kedewasaan dan kelapangan hati yang luar biasa, karena keluarga besar dalam hal ini tak boleh berpihak pada salah satu pihak dengan tendensi apa pun.

Selain itu, keluarga besar juga diharapkan mampu menjadi tempat yang paling nyaman, terutama bagi anak ketika berada dalam masa adaptasi dengan orangtua tirinya. Anak juga diharapkan mendapatkan masukan-masukan positif dari pihak keluarga, sehingga dia akan cepat berlapang dada sekaligus menyesuaikan diri dengan kondisi baru orangtuanya.

Namun demikian, orangtua yang akan menikah kembali, tentu harus memiliki persiapan yang lebih untuk menjemput kehidupan baru yang akan mengubah perjalanan diri dan keluarganya tersebut. 

Siapapun yang memutuskan untuk menikah kembali tentu memiliki harapan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dibandingkan dalam pernikahannya terdahulu. Harapan ini tentu harus dibarengi dengan kualitas diri yang lebih baik dibandingkan dengan kualitas diri di pernikahan sebelumnya. Orangtua harus memiliki kematangan emosi yang lebih baik dan kepribadian yang lebih dewasa, disamping kemampuan finansial yang lebih kuat. Hal ini penting karena kualitas dan kuantitas masalah yang akan dihadapi pun akan lebih kompleks dibandingkan pada pernikahan pertama.

Akan tetapi, orangtua harus optimis bahwa kondisi ini tetap dapat terjalani dengan baik. Salah satunya dengan berempati pada apa yang dirasakan oleh anak serta berusaha memahami sudut pandang anak dalam menyikapi pernikahannya. Berbekal empati, orangtua tidak akan cepat berburuk sangka pada anak maupun keluarga besar. Sehingga ketika anak merespon pernikahannya dengan sikap yang buruk sekalipun, orangtua tetap dapat membuka dialog dengan anak dan siap menerima alasan yang mendasari sikap anak.
Setiap orang tentu berhak memilih respon seperti apa yang diambilnya dalam menyelesaikan masalah. Namun, kecerdasan orangtua dalam mengelola emosi sekaligus tindakan apa yang akan diambilnya, bukan mustahil akan membuat anak juga akan belajar memahami keputusan orangtuanya dan membuka hati melihat kebaikan yang terkandung di dalamnya.

Satu hal yang terpenting, orangtua pun harus menunjukkan pada anak dan keluarga besar tentang tujuan pernikahan yang dilakukannya. Bila keputusan untuk menikah lagi didasari oleh tujuan-tujuan mulia di jalan Tuhan, maka orangtua harus berusaha menunjukkan kepada anak bahwa segala kondisi yang terjadi saat ini, semata adalah sarana mencapai tujuan tersebut. Berteguh-hatilah dalam proses pembuktian tujuan ini karena sedikit saja orangtua mengambil sikap yang tak semestinya, maka anak akan menganggap keputusan menikah lagi, tak lain hanya untuk kepentingan pribadi saja.

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan oleh anak saat Orang Tua kita Mau menikah lagi?

Setelah kita sebagai anak mengamati serta mengopservasi dengan cinta kasih dan ketulusan hati  tentang hubungan orang tua kita dengan calon pasangan hidupnya maka cobalah tanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada diri kita sendiri, ataupun kepada Orang tua kita pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
  • Apakah motivasi pasangannya itu menikah dengan orangtua kita? Perlu kita sadari dan orang tua kita sadari bahwa ada sebagian orang  yang sengaja menjebak orang untuk menikah dengannya karena motivasi atau alasan-alasan: ekonomi, financial yang mendesak, alasan kebutuhan seksual saja, alasan kesepian, alasan kebutuhan akan seseorang yang dapat mengurus rumah saja,  atau alasan keliru lainnya. Alasan-alasan seperti itu boleh boleh saja ada tetapi tidak boleh menjadi alasan tunggal mengapa orangtua mau menikah. Tugas kita sebagai anak harus  bisa semaksimal mungkin  memastikan bahwa calon yang dipilih orang tua kita adalah benar-benar orang yang sungguh-sungguh mengasihi orangtua kita  hingga akhir hanyatnya.
  • Yang kedua Apakah orangtua kita dan pasangan yang dipilihnya benar-benar siap untuk menghabiskan masa tua bersama, dimana masa itu adalah masa yang penuh dengan keterbatasan fisik, masa dimana makin tua makin banyak kemungkinan sakit penyakit, pertanyaan kita adalah apakah mereka siap bukan untuk bersenang-senang  tetapi untuk saling merawat dan memberi dukungan diusia senja?
  • Perlu kita sadari ada orang yang ingin menikah dengan orang tua kita dengan tujuan untuk bersuka-suka seperti orang muda, dia lupa bahwa dalam jangka waktu yang singkat  orang tua akan mengalami penurunan kondisi fisik dan berakibat pada penurunan kesehatan yang drastis. Maka kita sebagai anak harus pastikan  apakah keduanya siap untuk hidup dalam segala keterbatasan itu?
  • Apakah orangtua kita telah memilih pasangan hidup yang sunguh-sungguh tepat baginya?  Apakah usianya tidak jauh berbeda,  apakah mereka  telah melewati masa berkenalan yang cukup dan tidak terburu-buru? Dan Apakah dia pasangan yang benar-benar beriman dan seiman?
  • Apakah pasangannya (yaitu calon orang tua kita)  itu dapat menerima kita yaitu anak cucu dan  saudara sebagai bagian dari keluarganya? Atau Apakah justru sebaliknya, dimana dia berusaha memisahkan kita dari orangtua kita yang kita cintai?
Terakhir, yakinlah bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang didapat tanpa perjuangan dan kesabaran. 

Memang sulit rasanya disaat orang tua kita yang notabene duda/janda mau menikah lagi. Apalagi latar belakang perpisahan/ditinggalkan dari pasangan hidup itu dalam kematian dan belum genap dalam hitungan tahun akan kematian itu, tentunya sebagai orang yang punya nalar akan kaget sekaligus marah, gusar dan perasaan lain campur tak karuan. Itulah yang terjadi dalam diri gue sekarang ini.. Terlebih didukung dengan adanya kenyataan bahwa perempuan yang akan dinikahi itu masih belum jelas keberadaan dirinya untuk nantinya bisa dijadikan sebagai panutan oleh gue dan kakak-kakak.

ah, entahlah.. kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti.

bersambung..

Tuesday, May 1, 2012

Trauma Barotrauma!


Rasanya sudah lama sekali gue tidak mengunjungi blog ini untuk menulis cerita-cerita yang biasanya gue ambil dari pengalaman atau kejadian-kejadian seru disekitar gue. Lima bulan sudah sejak tahun baru kemarin gue kehilangan semangat dalam menulis. Hal ini disebabkan karena penyakit yang baru saja sembuh dari telinga gue, sejak Januari lalu.

Bulan Desember tahun kemarin gue sekeluarga berlibur ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan demi berkumpul dan merayakan Natal bersama keluarga besar kami lainnya disana. Perlu dijelasin kalau perjalanan kesana tidaklah mudah seperti kota-kota wisata lainnya. Berhubung Tana Toraja adalah kota paling ujung di sebelah utara Sulawesi Selatan yang dikelilingi medan yang sangat tidak mudah untuk dilalui memakai pesawat, maka perjalanan darat menuju kesana bisa memakan waktu kurang dari delapan jam. Itupun kalau cuacanya mendukung! Seperti yang kita ketahui, di Indonesia, bulan Desember adalah bulan yang setiap harinya selalu didatangi hujan. Begitu pun yang terjadi saat perjalanan gue kesana.

Cuaca di Tana Toraja sendiri sangatlah dingin dan berkabut dimana-mana, hal ini tentu saja membuat jaket, sweater, mantel dan teman-temannya hampir dipakai setiap hari oleh semua orang yang berada di dalam kota ini. Seminggu disana, perjalanan pulang kami pun kembali menempuh medan dan jarak tempuh yang sama, dan kali ini berhubung hujan dan kabutnya lebih parah dari perjalanan datang sebelumnya, maka kami menghabiskan lebih dari 12 jam di jalan. Nah, kebayangkan gimana ribetnya?

Saat perjalanan pulang menuju Makassar, tiba-tiba saja telinga bagian kanan gue menutup. Kalau kata orang sih, mendadak bindeng. Hal ini sempat membuat gue panik dan sangat tidak nyaman karena pendengaran pun menjadi sedikit budeg. Namun berhubung gue sering mengalami hal ini saat setiap melakukan perjalanan jauh dengan mobil maupun pesawat, maka gue mencoba menganggapnya sebagai suatu hal yang tidak serius. Toh, ntar juga sembuh dengan sendirinya kalau sudah tiba di tempat tujuan.

Sesampainya di Makassar, bindeng yang gue rasakan belum juga hilang. Sehari, dua hari, tiga hari sampai gue balik ke Bandung pun bindengnya tidak mau hilang. Semua saran dan anjuran orang sudah gue ikuti. Mulai dari mengumpannya dengan memasukkan air hangat terlebih dahulu lalu membalikkannya sambil digoyang-goyangkan, menguap, ngemil permen sebanyak-banyaknya bla bla bla.. sayangnya, semuanya gak mempan! Telinga sebelah kanan gue berasa semakin tertutup. Seminggu setelah gue merasa kalau hal ini mulai sangat mengganggu, gue coba untuk membawanya ke dokter spesialis THT terdekat. Dari keluhan-keluhan yang gue sampaikan ke pak dokter, dia pun mengambil kesimpulan kalau gue positif terkena "Barotrauma". Keren amat ya, namanya! Menurut pak dokter, penyakit ini sering dialami oleh pilot, pendaki gunung dan penyelam. Sayangnya, gue sama sekali bukan salah satu dari ketiga jenis profesi yang disebutkan pak dokter tersebut. Barotrauma yang gue alami terjadi akibat cuaca ekstrim sehingga menimbulkan flu yang tidak sempat keluar akibat adanya lendir yang menumpuk diantara saluran telinga menuju saluran hidung gue. Setelah diberi resep obat, dia menganjurkan gue untuk kembali lagi jika dalam waktu seminggu bindengnya masih belum terbuka.

Dengan bermodalkan pendengaran yang ala kadarnya, gue pun coba membiasakan diri dalam menjalani segala aktifitas hari gue tanpa merasa terganggu dengan penyakit ini. Meskipun sebenarnya gue sangat sangat terganggu! Sejak saat itu, kebiasaan aneh pun mulai muncul. Gue mulai sering dengan tanpa sengaja menggoyang-goyangkan leher gue kesebelah kanan, berharap bindengnya bisa terbuka. Kebiasaan ini sering dijadikan candaan oleh teman-teman sekitar.

Setelah melewati seminggu dan obat yang diberikan dokter pun sudah mulai habis, bindengnya masih saja belum mau terbuka. Gue pun semakin parno! Berdasarkan saran teman-teman terdekat, gue coba periksain ke dokter yang lain, dan melakukan beberapa kali terapi telinga secara rutin dalam dua minggu namun hasilnya pun masih tetap sama, seminggu, dua minggu bahkan genap sebulan, bindeng di telinga kanan gue belum mau hilang juga. Gue semakin panik dengan keadaan ini. Paranoid akan adanya penyakit-penyakit dalam lainnya yang terselubung pun mulai bermunculan dalam otak gue saat itu. Gue cuma bisa pasrah dan membiasakan diri dengan kebindengan yang gue alami. Rasanya seperti hidup didasar lautan yang paling dalam!

Empat bulan lamanya gue hidup dalam barotrauma, dan rasanya itu sangat tidak mengenakkan. Sangat tidak nyaman! Anehnya, setelah gue mulai menyerah untuk konsultasi ke dokter dan membiarkannya, tiba-tiba saja bindengnya kebuka dan saat itu rasanya seperti baru keluar dari dalam laut. Senangnya minta ampun.. Gue sembuh! Sejak kejadian ini, gue jadi suka parno setiap akan melakukan perjalanan jauh dengan pesawat ataupun mobil yang lewat dari dua jam.

Ditulisan gue kali ini, gue cuma mau berbagi kejadian dengan memberikan informasi tentang penyakit barotrauma agar hal yang baru saja gue alami ini tidak terjadi ke elo semua. Khususnya buat kalian yang sering melakukan perjalanan jauh.

Apa itu "Barotrauma"?
Barotrauma adalah gangguan telinga yang terjadi akibat adanya perubahan-perubahan tekanan udara di antara telinga bagian luar dan telinga bagian tengah yang dipisahkan oleh gendang telinga. Gendang telinga merupakan pemisah antara saluran telinga dan telinga bagian tengah. Jika tekanan udara di dalam saluran telinga tengah tidak sama, maka bisa terjadi kerusakan pada gendang telinga. Dalam keadaan normal, tuba eustakius (yang merupakan penghubung antara telinga tengah dan hidung bagian belakang) membantu menjaga agar tekanan di kedua tempat tersebut tetap sama dengan cara membiarkan udara dari luar masuk ke telinga tengah atau sebaliknya.

Apa penyebabnya?
Penyebab terjadinya barotrauma adalah penyumbatan pada tuba eustakius. Jika tuba ini mengalami penyumbatan total akibat adanya jaringan parut, infeksi atau alergi, maka udara tidak akan sampai ke telinga tengah dan terjadilah perbedaan tekanan atau yang sering kita kenal dengan istilah bindeng.

Faktor resiko terjadinya barotrauma adalah:
  • Perubahan ketinggian: Misalnya penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah pegunungan.
  • Hidung tersumbat akibat alergi, pilek atau infeksi saluran nafas atas.
Apa saja gejalanya?
Penderita akan merasakan nyeri pada salah satu atau kedua telinganya, yang disertai dengan hilangnya pendengaran yang sifatnya ringan. Penderita juga akan merasakan telinganya penuh dan kepala terasa pusing. Jika keadaannya berat atau berlangsung lama maka ketulian pun bisa bertambah semakin berat, penderita akan merasakan adanya tekanan di dalam telinganya dan mungkin akan terjadi pendarahan pada hidung.

Apa saja diagnosanya?
Diagnosis ditentukan berdasarkan gejala-gejalanya. Pada pemeriksaan telinga dengan otoskop akan tampak penggembungan ringan atau retraksi (tarikan kedalam) pada gendang telinga.

Apa saja pengobatannya?
Jika selama mengikuti penerbangan atau perjalanan jauh, perubahan tekanan terjadi secara tiba-tiba yang menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, maka untuk menyamakan tekanan di telinga tengah dan mengurangi rasa nyeri bisa diatasi dengan:
  • Menguap
  • Mengunyah permen karet
  • Mengisap permen
  • Menelan 
Mengunyah atau menelan bisa membantu membuka tuba eustakius sehingga udara bisa keluar-masuk untuk menyamakan tekanan dengan udara luar. Penderita infeksi atau alergi pada hidung dan tenggorokan biasanya akan mengalami rasa nyeri ketika bepergian jauh dengan pesawat terbang atau saat menyelam. Karena itu tidak disarankan mereka yang sedang mengalami hal tersebut untuk bepergian jauh dan menyelam.

Untuk meringankan penyumbatan dan membantu membuka tuba eustakius bisa diberikan obat dekongestan, misalnya penilefrin dalam bentuk tetes hidung atau obat semprot.

Bagaimana cara mencegahnya?
Gunakan obat decongestan atau antihistamin sebelum mengalami perubahan ketinggian pada perjalanan jauh. Selama menderita infeksi saluran nafas atas atau selama serangan alergi disarankan agar sebaiknya tidak mengikuti penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah dengan ketinggian yang berbeda-beda.

Well, jangan pernah menyepelehkan bindeng pada telinga.. Segera periksakan ke dokter spesialis jika kalian mengalami hal tersebut.

Semoga keterangan ini bisa bermanfaat!