Hari Natal! Sebenarnya apa sih yang istimewa dari hari yang dirayakan oleh semua umat Kristen di dunia ini? Tidak bisa dipungkiri kalau perayaan Natal selalu menjadi hari yang paling gue tunggu sejak masa kecil dulu, hari dimana semua orang datang ke rumah dengan penuh senyuman dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi gue dan keluarga selaku tuan rumah, hari dimana semua keluarga berkumpul serta berbagi kesenangan satu dengan yang lainnya. Hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember tentunya menjadi salah
satu momen penting bagi seluruh umat Kristiani, tak terkecuali gue beserta keluarga. Bagi kami, hari kelahiran Yesus Kristus ini dimaknai
sebagai salah satu bentuk dari kebaikan dan kesederhanaan Tuhan. Tak hanya itu, hari Natal juga kami maknai sebagai momen spesial untuk bersyukur atas segala hal yang sudah diberikan
oleh Tuhan dan momen untuk introspeksi diri.
Namun sejak Mama meninggal, makna Natal buat gue pribadi sudah tidaklah seistimewa dulu. Semuanya berubah dalam persepsi gue secara pribadi. Natal yang dulunya selalu gue rayakan bersama keluarga dan menjadi sebuah kewajiban akhir tahun, kini bukanlah menjadi satu kebutuhan yang mutlak harus dilakukan. Makna Natal buat gue sekarang adalah lebih kepada menikmati kesederhaannya. Sudah hampir dua tahun ini, kami sekeluarga selalu merayakan hari Natal secara terpisah, dan kalaupun berkumpul, masih saja ada yang merayakannya ditempat yang berbeda.
Begitupun yang terjadi pada tahun ini.
Jika perayaan Natal tahun lalu kami berkumpul dan merayakannya bersama di kota Makassar dan Tana Toraja, meskipun kedua kakak yang lainnya merayakannya di kota Manado dan Yogyakarta, maka di tahun ini gue justru merayakannya berdua saja bersama keponakan gue di Jakarta, sementara keluarga lainnya berada di Jayapura. Menikmati momen Natal saat jauh dari keluarga besar mungkin akan menjadi hal yang paling menyedihkan buat keponakan gue mengingat ini adalah kali pertamanya dia, sedangkan buat gue, merayakan Natal seorang diri pun pernah gue lewati. Buat gue, bersama keluarga ataupun tidak, hari Natal harus dinikmati!
Sering
kali makna Natal yang sesungguhnya mengalami distorsi atau "penyelewengan", Natal hanya dijadikan sebagai ajang acara pesta tutup
tahun, melancong, reuni keluarga dan sebagainya. Gue tidak mengatakan
bahwa semua ini tabu dilakukan, tetapi jika Natal hanya sekadar ajang
acara demikian, maka kita akan kehilangan makna yang sesungguhnya.
Kelahiran Kristus itu sederhana, bahkan sangat sederhana. Namun
anehnya Natal sekarang ini sudah identik dengan kemewahan. Kalau tidak
mewah, bukan Natal namanya. Jika anggaran dana Natal tidak membengkak
sampai berpuluh-puluh juta, Natal yang kita peringati serasa kurang
afdol. Dengan dalih rohani, kita selalu berkata bahwa kita sedang
menyambut kelahiran Raja di atas segala raja, sehingga segala pemborosan
yang kita berikan tidak berarti sama sekali. Memang tidak pantas jika
kita membuat perhitungan finansial terhadap Tuhan. Namun, apakah benar
semua kemewahan itu untuk Tuhan, ataukah sebaliknya untuk memuaskan
keinginan kita sendiri? Bukankah sejujurnya kita sungkan dengan tamu
undangan yang datang dalam acara Natal kita itu, sehingga mau tidak mau
kita akan menyiapkan acara itu semewah mungkin? Padahal bisa saja kita
merayakan Natal dalam kesederhanaan tanpa mengurangi esensi Natal itu
sendiri.
Buat semua teman-temanku yang kristiani, Jika kita mau merenungkan lebih jauh, bukankah benar bahwa makna
Natal dalam pengertian yang sebenarnya telah bergeser begitu jauh? Makna
Natal yang sebenarnya sekarng sudah diganti dengan hal-hal lahiriah. Digantikan
dengan pesta pora, hura-hura, dan kemewahan yang sia-sia. Dilewatkan
begitu saja, bahkan sebelum kita bisa mengambil waktu sejenak untuk
berefleksi. Alangkah indahnya jika kita bisa kembali ke Natal yang
pertama. Merasakan Kristus dalam kesunyian, membuat jiwa kita lebih peka
terhadap suara-Nya. Merasakan Kristus dalam kesederhanaan, menggugah
empati kita terhadap sesama yang hidup dalam kekurangan, yang dilanda
bencana atau yang sedang dirundung kesedihan. Merasakan Kristus dalam
embusan damai, mengusir jiwa yang gelisah dan galau. Dan inilah yang gue alami di Natal tahun ini!
Well, Selamat merayakan hari Natal 2012 semuanya! Semoga damai kasih Natal selalu menyertai kita senantiasa, amin.
Apa yang
kita inginkan dari Natal? Hadiah, atau sesuatu yang lain? Natal
sebenarnya mengandung arti “lahir” (tentang kelahiran Tuhan Yesus), sama
dengan Christmas yang perayaannya berhubungan dengan kelahiran Tuhan
Yesus. Lalu, apa hubungannya, antara kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem
dengan kehidupan manusia? Bukankah banyak orang yang lebih terkenal,
lahir di istana mewah dan megah; mengapa bukan kelahiran mereka yang
diingat dan dirayakan? Inilah makna Natal yang pantas kita renungkan. -
See more at:
http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
(Yohanes 1:5) - See more at:
http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
(Yohanes 1:5) - See more at:
http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
(Yohanes 1:5) - See more at:
http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
“Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
(Yohanes 1:5) - See more at:
http://gkagloria.or.id/perspektif/wp/2012/12/makna-natal/#sthash.nV2LzsgN.dpuf
No comments:
Post a Comment