Mungkin pedoman utama yang harus gue pegang sampai kapanpun, adalah berkencan dengan rasa aman.
Loh, koq? Artinya saat berkencan dengan seseorang, gue tidak akan pernah membiarkan hati merasa cemas selama bersama orang tersebut. Kita jangan pernah mengabaikan rasa cemas yang terus ada dalam pikiran kita saat berkencan dengan seseorang. Itu bisa saja menjadi "ALARM BUAT DIRI KITA" sendiri. Bila rasa cemas itu datang, baik yang sangat terasa maupun sangat samar sekalipun, sekali lagi jangan pernah kita abaikan! Ini adalah lampu kuning buat kita sendiri.
Banyak Hal yang gue lihat, yang gue rasakan dan yang gue pelajari dari sekeliling gue. Entah itu gue pelajari dari cerita sahabat-sahabat gue ataupun kejadian yang gue alami sendiri. Banyak ciri, sikap dan kebiasaan seorang calon pacar atau seseorang yang sudah kita ultimatumkan sebagai pacar kita yang bisa kita pelajari demi terciptanya rasa aman ini. Agar kita tidak sampai terjebak, gue cukup yakin kejadian-kejadian disekeliling gue berikut, bisa menjadi inspirasi buat kita dan buat keselamatan hati kita kedepannya.
Rasanya masih sangat jelas sekali didalam ingatan gue, melihat dan mendengar betapa bahagianya salah satu dari beberapa sahabat gue disaat dia bercerita tentang indahnya hubungan dia yang terjadi disaat itu dengan seseorang yang sangat dia sayangi. Wieke, namanya. Dan gue cukup yakin kalo keindahan itu benar-benar bisa gue lihat dan rasakan dari pancaran mata dia saat bercerita tentang itu semua. Gue cuma bisa bilang "How lucky Her!" Tapi semua yang gue rasakan, dan semua keindahan yang gue bayangkan harus gue rusak, gue tutup rapat-rapat dan sebisa mungkin gue buang jauh-jauh. Betapa gue sangat menyesal telah mengultimatumkan "adanya cinta sejati" didalam hubungan mereka berdua. Damn, apa yang selama ini gue perkirakan ternyata salah besar! Ya, tiba-tiba saja cerita-cerita indah yang selalu keluar dari setiap perkataan-perkataannya harus disudahi dengan sebuah pengakuannya yang selama ini tidak pernah terbersit sedikitpun dalam otak gue. Diluar dugaan, dia bercerita tentang sifat kasar sang pacar. Ya, bagaimana bisa kalo ternyata disetiap keindahan-keindahahan ceritanya ternyata terselip banyak kesedihan yang selama ini tersembunyi. Hati kecil gue bertanya disaat itu, apa mungkin betapa rasa sayang yang sudah teramat sangat bisa menenggelamkan kesedihan-kesedihan yang sepantasnya harus ditiadakan? apa mungkin selama ini keindahan itu hanyalah sebuah bungkusan saja? yang hanya berperan untuk menutupi banyaknya kesedihan-kesedihan dia? Saat itu gue cuma bisa bilang "How survive Her!"
Aah, ternyata rasa sayang yang diciptakan hanya dijadikan sebagai topeng untuk menutupi sifat sadis yang selama ini diterima dari orang yang dia sayang itu. SADIS? ya, tipikal orang seperti itu adalah tipe orang yang harus kita jauhi! Kalau sudah begitu, tolong ikuti kata hati kita, jadikan kata hati sebagai senjata ampuh untuk menjaga diri kita. Begitu rasa tidak nyaman muncul ketika bersamanya, maka menjauhlah sesegera dan sejauh mungkin dari dia!
Kembali lagi gue mengingat suatu hari dimana, Djalu, satu dari beberapa sahabat gue yang tiba-tiba saja bercerita tentang keadaan dia saat itu, keadaan dimana dia sedang dekat dan menuju kearah keseriusan dengan seseorang yang ternyata sudah mempunyai orang lain sebelumnya. Well, mungkin kalau dibahasakan untuk jaman sekarang itu adalah: "selingkuhan". Gue cukup yakin kalau keadaan seperti ini pasti banyak dan sering terjadi dalam kehidupan kita, tidak menutup kemungkinan, gue pun pernah mengalaminya juga! Pacaran dengan seseorang yang ternyata milik orang lain, siapa yang mau? Tapi, bagaimana jika kita sudah terlanjur pacaran dengannya? Disini, gue cuma bisa menyarankan satu kata saja "sudahi"! Tapi tidak menutup kemungkinan bisa diajak kompromi apabila dia bisa menentukan pilihannya, dan syukur saja kalo toh emang kita yang memenangkan pilihannya itu.
Cuma gue rasa pertanyaan lain akan muncul kembali setelah itu, apa mungkin dia bakal selamanya setia ke kita? atau mungkin 'gak dia kembali mengulangi hal yang sama tanpa sepengetahuan kita diluar sana? Gue rasa hidup memang pilihan dan apapun yang sudah kita pilih, maka hadapilah dengan segala resikonya!
"Hati-hatilah bila kita berkenalan dengan tipe orang yang banyak omong, atau seringnya kita dengar dengan sebutan tukang tipu, perayu ulung atau apapun sebutannya!"
Peringatan ini mengingatkan gue kembali dengan kejadian yang pernah gue alami. Berhadapan dan berhubungan dengan tipikal orang seperti ini tentu sangat tidak menyenangkan, apalagi kalau dia terus menerus membahas tentang kehebatannya, tentang betapa gaulnya dia, tentang betapa banyaknya orang yang menginginkan dia sebagai pacarnya, atau bahkan betapa beruntungnya kita kalau bisa menjadi pacarnya, blah blah blah, yaks! Keadaan itu akan terus berkembang sampai kita akan bertanya-tanya sendiri, apa iya? Ingat! Orang seperti ini biasanya akan berusaha mati-matian membuat kita percaya dengan kehebatan-kehabatannya itu. Dan setelah itu? Dia akan menggerogoti kita dengan leluasa. Disini gue tidak perlu membicarakan hal-hal apa saja yang termaksud dalam kategori "tindak penggerogotannya" itu. Gue sangat yakin tanpa gue jelaskan pun, kita pasti sudah tahu itu semua!
Ada satu hal yang harus kita waspadai, bila kita belum pernah punya pacar, bisa jadi kita langsung terpesona mendengar ucapan-ucapan mautnya tersebut! Terus terang, orang seperti ini, dia sangat ahli membuat kita jatuh cinta lewat hujan kata-kata mautnya, bahkan mungkin juga lewat hadiah yang melimpah demi mendapati sesuatu dari kita.
Bicara tentang cinta dan relationship, sangatlah berarti buat gue apabila semuanya melalu proses, tapi apa mungkin ada orang yang begitu mudahnya bilang "Gue sayaang banget ama loe" atau "I Love You" sementara dia baru bertemu dengan kita dalam hitungan jari saja bahkan dalam pertemuan pertama sekalipun? Its weird huh!
Gue jadi ingat istilah yang sering gue dengar dari mulut sahabat gue, Bianca: "kecintaan", itulah istilah sahabat gue dalam melihat keadaan seperti ini, sampai dimana dia sendiri pun mengalaminya dan bercerita ke gue. Gue cuma bisa diam dan kembali mengingat betapa banyak sudah orang-orang seperti ini yang gue temui dalam cerita hidup gue pribadi. Biarpun dari ujung keujung kita berusaha menjelaskan bahwa dia bukan pasangan yang kita cari dan kita harapkan, tapi terus saja orang-orang seperti ini tidak akan pernah mau mengerti! Masih saja selalu berusaha menyodorkan diri kepada kita.
EItttsss, disini bukan kesombongan diri yang gue tawarkan, tapi realitanya kita harus melihat hal ini sebagai hal buruk, dan bukan pertanda baik! Kita jangan pernah salah mengartikan tindakan mereka itu sebagai tanda cinta yang mendalam, itu salah besar! Malah sebaliknya, kita justru harus lebih waspada menghadapi tipikal orang seperti ini!
Entah kapan, tiba-tiba saja gue kembali mengingat apa yang pernah diceritakan Andy, salah satu sahabat gue. Mengingat keadaan yang selalu diceritakannya. Tentang ketidakjelasan status hubungannya itu, gue kembali bertanya, apa mungkin suatu hubungan yang sama sekali tidak ada komitmen akan nyaman-nyaman saja dihadapi? Semuanya mungkin balik lagi ke diri kita masing-masing. Menghadapi tipe orang yang takut untuk berkomitmen mungkin dari siap tidaknya kita menjalaninya, dan gue cukup yakin sahabat gue juga memiliki alasan tersendiri dengan keadaan dia saat itu. Mendengar cerita itu, pertanyaan demi pertanyaan kembali muncul dari otak gue, apa mungkin suatu keadaan yang sama sekali tidak ada status kejelasannya bisa membuat kita bener-bener nyaman melakukannya? Lalu dimana letak batasan-batasan jalannya hubungan tersebut? Gue cukup yakin banyak yang merasa fine-fine saja dengan keadaan seperti ini, tapi gue tidak cukup yakin dengan semakin lamanya hubungan yang nantinya mereka jalani akan membuat mereka tetap diam dan menerima keadaan tersebut, apalagi jika hati dan perasaan sudah mulai berbicara didalam ikatan keduanya. Sekali lagi, hidup itu memang pilihan!
Membahas tentang keadaan dimana tidak adanya ikatan tapi masih bisa merasakan makna sayang itu sendiri, Mungkin lebih sangat beruntung dibandingkan dengan keadaan dimana adanya suatu ikatan tapi tidak adanya kemesraan yang tercipta dalam hubungan itu sendiri. Hal ini sempat berdiam lama di otak gue, sejak Djalu, sahabat gue menceritakan keadaan relationship dia yang sebenarnya saat itu. Sex? Membuat gue bertanya, seberapa pentingkah peranan sex dalam ikatan emosi dua orang? Mungkin memang benar dengan adanya tiga kata itu bisa memuluskan suatu hubungan yang sudah mulai renggang, gue kembali mengingat beberapa hubungan yang pernah gue jalanin sebelumnya, dan ya!, sex ternyata juga mempunyai pengaruh kuat dari berhasil tidaknya suatu hubungan itu. Hidup memang aneh, sex tanpa ikatan menjadi sesuatu yang hambar, bahkan lebih hambar lagi apabila ikatan tanpa sex. Well, that's life, our weird life!
Terus Bagaimana pula dengan keadaan dimana kita memiliki seseorang yang sangat mesra? akankah kembali dipertanyakan? Tentu saja! Punya pacar yang penuh perhatian dan mesra, pastinya akan sangat menyenangkan. Tapi, bagaimana kalau dia tipe orang yang terlalu kelewat mesra dan tidak pernah melihat keadaan di sekelilingnya? Hmm, ini bisa saja sangat mengjengkelkan! Mungkin tujuan dia baik, supaya bisa lebih dekat dengan kita barangkali? Tapi apa itu nantinya akan membuat kita merasa tidak nyaman karena menjadi sasaran utama dan dijadikan pemandangan umum oleh orang-orang sekeliling kita? Serba salah memang! Inti dari semua permasalahan-permasalahan tersebut diatas adalah balik kembali kepada pribadi kita masing-masing. Selama kita nyaman, hadapilah dengan segala resikonya, tapi disaat ketidaknyamanan itu muncul, jalan satu-satunya adalah menjauhlah, dan berusaha menjadi pasangan yang terbaik demi mendapatkan pasangan yang baik pula. Eventhought nobody is perfect, there's a beauty in unperfections! Deal?
Oopss,
I almost forget in this ending story.
It's valentine's day right?
Happy Valentine to all of you, guys!
Be careful with your heart!
Kereeen tulisan lo ndraaa.... 2tumbs up!!
ReplyDeletekeep blogging!!!
curhat pak????? point nya sih : never be the same again with the past dude....agree for the last quote (blue text)....no body's perfect, but unperfect one can be perfect with the right one...just find it, if that's only a dream. keep a faith dude..
ReplyDelete@Dimas: Terimakasih, dims :) Ya, i will.
ReplyDelete@Hendro: Namanya juga Blog, Online diary!:p thanks u/ masukannya.